part 7 | Good idea.

1.3K 73 4
                                        

Aku terus melajukan mobil sport merah Opa menuju sebuah hotel di jakatya selatan hotel Regiyunda, dia duduk dengan tenang di kursi penumpang.

"Cih..!!, kenapa jadi aku yang ded degan, sial..!!, intruksi Prisil, Ayunda dan Sesil, malah tidak kedengaran dari tadi!", aku menepuk jidatku tanpa sadar, "Akukan sudah mencabut hetsetku". racauku lagi dalam hati, itu juga tidak luput dari perhatian mahluk paling cantik di sebelahku ini.

"Hmm... berarti ini menjadi urusanku sendiri", aku tersenyum sendiri, sebagian tanda kalau aku sedang merencanakan sesuatu, "Good idea..", decakku lagi dalam hati, aku menginjak gas sebisaku, berhubung ini di jalan tol, jadi aku menyelap, nyelip, sesukaku, karna sekarang tidak ada yang namanya Cristian seorang yang sering dan selau mengawasiku, salah seorang bodyguart suruhan Opa, untuk selalu menjagaku, aku yang bandel ini, aku melirik kearah sampingku dia tegag.

"Haha.. happy is
time...",  teriakku dalam hati lagi, menambah kecepatan, menginjak gas penuh, membelelok belokkan mobil semampuku tampa menginjak rem, menguji kemampuanku, sesampainya di lobby hotel aku langsung mengeremnya mati, secara tiba tiba, terdengar decitan ban yang keras dan halus, membuat kami terpental sedikit kedepan, jika mungkin tidak ada Seatbeat, mungkin kepala kami sudah terbentur dasboar mobil, aku tersenyum senang, menguji ardenalin, sangatlah menyenangkan, banci di sampingku?, dia memandangku ngeri, tidak tahu apa yang ada di dalam otaknya, aku tersenyum manis padanya, sembari berkata, "Kau takkan mati jika, bersamaku, paling sedikit, koma!, tapi jangan khawatir beberapa waktu, kau akan bangun juga!", aku memperhatikan lagi espresinya dia menatapku horor, lucu, seketika itu juga aku menyemburkan tawaku, tidak tahan melihat espresinya, "Haha... kau lucu sekali!!, kau jangan khawatir, tidak ada seorang pun yang koma, gara gara aku, karna aku selalu mengendarai mobilku, sendiri!, jika memang aku tabrakan, lalu mati?, aku sendiri yang akan mati, tapi nasibmu beruntung malam ini boy!, kita tidak tabrakan, dan kau tidak terancam koma.", setelah mengatakan itu panjang lebar aku keluar dari mobil, tidak lupa menyuruhnya untuk ikut turun, aku menyerahkan kunci mobilku pada salah satu kariawan hotel, dan masuk, aku melihat Regi di lobby, yang tersenyum manis kearahku, dan menggeleng gelengkan kepalanya, melihat dandananku yang seperti mafia,  mungkin, di telah menungguku sejak tadi!, atas perintah sepupunya yang ajaib itu.

Langung saja aku memeluknya dengan erat, setibaku di depannya, begitu pun dengannya, "I miss you..", kataku dalam pelukannya.

"Aku juga sangat merimdukanmu!, di mana yang lain?", tanyanya padaku.

Aku mengangkat pundakku aacuh "Aku tidak tahu, mungkin mojok!".

Seketika itu juga aku melihat raut wajah marah Regi, langsung saja aku menyambungnya "Dia hanya untukmu, sayang dan terimah kasih telah bertahan!". aku mengecup pipinya sekilas, tanda sayang kami pada Regi, sewaktu SMA, tapi Ayunda sudah tidak melakukannya saat dia tahu kalau Regi menyukainya, haha.. pasangan satu ini sangat sangat menakjubkan, jika bertemu pasti bawaannya terus bertengkar!, tapi satu hari tidak bertemu, pasti akan uring uringan.

Aku segerah berlalu, setelah mendapatkan kunci salasatu kamar hotel, yang telah kami rencanakan, Sesil jika melakukan sesuatu, pasti akan menuntaskannya sampai keakar akarnya, seperti sekarang, mungkin dia memasang cctv, di kamar itu, aku mengankat pundakku acuh, aku tidak akan melakukan perintahnya, maaf maaf saja, walaupun aku lama tinggal di luar negri aku masih virgin, dan aku bangga itu,  Regi sempat meneriki kami dari jauh, "Selamat bersenang senang!!", "cih.. kedengarannya horor sekali, jeruk makan jeruk", mengingat tampilanku sekarang ini.

"Anak itu!", mugkin juga dia menyadari kegelisahan mahluk tuhan paling seksi ini di sampingku ini.

"Haha.. menggemaskan, ini akan seru!!". beberapa kali aku juga sempat menangkap basah, kalau dia sangat risih dengan pakaian yang di pakainya terbukti dia menarik terus dres yang dia kenakan, walaupun memakai stoking, mungkin dalam hatinya sedang berperan, betapa ribetnya menjadi seorang perempuan.

In The Game {Story 3}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang