02. The Death Game (i)

107 6 3
                                    

[Bagian dua : The Death Game]
Oleh Kota_ta_

.

Sebuah hari normal, ya, senormal-normalnya Fortem Academy di hari biasa. Di bawah langit cerah yang ditemani awan, siswa-siswi Fortem sedang melakukan kegiatan sehari-hari mereka. Ada beberapa yang sedang belajar di perpustakaan, ada yang berbelanja, makan di kantin Fortem, dan ada yang melakukan kegiatan olahraga bersama beberapa Supervisor Fortem.

Ketua Supervisor, Elizabeth Bathory, sedang melakukan pengecekan ulang data di ruang Supervisor bersama Natt. Suasana ruangan yang awalnya sudah sangat sepi menjadi dingin. Awan di langit perlahan-lahan menutupi cahaya matahari.

Warnanya menggelap, hingga mereka harus menyalakan tambahan lampu untuk melanjutkan pemeriksaan data. Elizabeth menyentuh kaca, menatap ke luar.

“Kayaknya mau hujan,” kata perempuan berambut merah ombre biru itu.

Dia berdiri dan melihat keluar kaca besar yang digunakan Supervisor untuk melihat keadaan. Terlihat di lapangan siswa-siswi berlari memasuki gedung untuk menghindar hujan. Kurang dari lima menit lapangan depan telah kosong, area jalanan masuk ke Fortem juga begitu.

"Bzzt bzzt bzzt Fortem Academy Supervisor Broadcast Commence."

Tiba-tiba semua jenis monitor di Fortem Academy, handphone, tv, tablet, dan sebagainya hidup dan membroadcast sebuah muka orang yang cukup dikenal, Fintan Alvarez. Mereka menatap bingung layar masing-masing. Apa yang sedang terjadi?  Fintan menyeringai lebar, itu hal biasa yang kini menjadi ganjil karena keadaan saat ini. Bibirnya bergerak dan mengatakan,

"Permainan akan segera dimulai."

.

“Pada saat ini, semua ruangan di Fortem Academy telah menjadi ruang bermain. Semua ruangan memiliki berbagai jenis permain, susah dan mudah, puzzle dan horror, logika dan fantasy, semuanya ada!”

Lelaki rambut silver itu mulai menjelaskan sebuah ‘permainan’ dengan nada yang bersemangat. Semua siswa-siswi kebingungan dan ada yang menanyakan Supervisor untuk mencari tau apakah ini kelakukan mereka.

Namun jelasnya para Supervisor tahu ada yang salah dengan keadaan ini. Ada yang salah dengan Fintan, si pemandu.

“Apa-apaan ini, dia ngapain seenaknya ngebroadcast tanpa bahas sama kita dulu!” Natt yang tidak terhibur langsung berjalan keluar ruangan Supervisor.

“Bentar kak, kita dengarin dulu sem—”

Sebelum Elizabeth selesai berbicara, Natt sudah membanting pintu dan berjalan menuju ruang broadcast Fortem. Elizabeth yang mencoba menyusul Natt tiba-tiba terkunci di ruangan Supervisor tanpa menyadari bahwa dia sudah berada di salah satu game.

Dengan terburu-buru ia menghampiri layar pantau, melihat Fintan masih di sana.

“Andaikan aku menghilangkan semua kunci Supervisor, menghancurkan semua berkas, menutup semua akses rahasia, Supervisor dan siswa Fortem Academy tidak akan ada bedanya. Kalian semua sama, maka kita menjadikan permainan ini lebih adil, kan?”

Dengan satu jentikan jari semua kunci dan kartu yang dipegang Supervisor Fortem dan bahkan kartu akses rahasia ke markas OWL pun menghilang tanpa jejak. Supervisor kini resmi kehilangan akses ke ruangan lain bahkan ruangan yang biasanya tidak bisa diakses siswa-siswi biasa. Elizabeth mengepalkan tangannya dengan kesal.

“Nah, begitu dong, lebih adil. Sekarang, semua orang di fasilitas Fortem Academy untuk sementara waktu menjadi setara. Pada saat ini, setiap ruangan memiliki permainan mereka sendiri dan pemenang ruangan itu akan mendapatkan sebuah bintang. Semua pemain wajib mendapatkan 3 bintang atau lebih setelah permainan selesai. Pemain yg tidak memiliki 3 bintang setelah 48 jam, akan mendapatkan hukuman. Dan aku jamin kalian tidak akan mau tahu hukumannya apa. Selamat bermain, dan yang paling penting, selamat bersenang-senang.”

"bzzt bzzt this concludes Fortem Academy Supervisor Broadcast."

"Thank you, for your cooperation."

.

To be continue....

Journey Of Fortem AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang