11. Death Game II (ii)

35 0 0
                                    

Bagian 11 : 

PENGHUNI RUANG BAWAH TANAH

oleh veeleander

.

Pemandangan monster yang melompat tepat ke arahmu, hilangnya keseimbangan kaki—yang membuat tubuhmu terdorong ke belakang—hingga rasa sakit yang bukan main di pinggang dan bagian pangkal paha belakang. Semua itu terjadi begitu cepat, hingga kamu tidak mampu benar-benar memproses apa yang sebenarnya terjadi.

Detik berikutnya, kamu dapat mendengar suara gebrakan keras yang berasal dari pintu di atas sana. Pintu itu tertutup sendiri dengan sangat keras, tanpa memberikan kesempatan monster putih itu mengejar. Kini kamu mengedarkan pandangan, mencoba mencari sesuatu untuk membantumu berdiri. Namun cahaya di ruangan ini sangat minim, sehingga kamu tidak tahu harus meraih apa.

'Clang

Kamu mendengar suara nyaring dari ujung ruangan. Suara itu berhenti deti berikutnya, sepertinya ada benda yang jatuh. Kamu mempertimbangkan untuk memeriksa, namun ada resiko kamu akan menabrak atau terluka dalam perjalanan, mengingat ruangan ini gelap. Apakah kamu akan memeriksanya?

[KAMU MEMUTUSKAN UNTUK MEMERIKSA]

Diam saja tidak akan membantumu keluar dari masalah ini. Lagipula ada teman-teman yang sedang menunggumu kembali sambil membawa bantuan. Kamu tidak akan bisa mewujudkan itu kecuali kamu dapat kembali ke labirin.

Berbagai skenario buruk muncul di kepalamu. Apakah akan baik-baik saja jika kamu memeriksanya? Atau apakah resiko terluka akan lebih besar? 

Karena tidak ada pilihan yang aman, kamu merangkak pelan-pelan di tanah sambil meraba-raba. Lantai di ruangan ini memiliki tekstur yang tidak beraturan. Kamu dapat merasakan tanganmu menyentuh batuan yang tersusun di lantai yang lebih tinggi dari batu lainnya. Ini jelas dapat melukaimu. Kamu bersyukur memilih untuk melakukannya dengan tenang.

Ruangan ini terhitung kosong, kamu tidak mendapati sesuatu menghalangi jalanmu. Setidaknya begitu pikirmu, sebelum sesuatu yang lembut jatuh di atas kepalamu. Dalam kondisi gelap dan pikiran buruk berkecamuk dalam kepala, kamu membeku. Perlahan, tanganmu terangkat untuk benda itu.

Itu kain, yang entah jatuh darimana.

"Kena..pa..." suara lirih muncul, entah darimana asalnya. "Ke-ke..napa kamu tidak menjawab panggilan..ku?"

Rasa takut menjalar dari leher hingga ke punggungmu, kamu kembali membeku. Apakah itu halusinasi? Haruskah kamu mengabaikannya?

[KAMU MEMUTUSKAN UNTUK BERTANYA ITU SIAPA]

Kadang kala seseorang akan mendengar yang tidak-tidak saat berada dalam kondisi yang mendukung, kan? Contohnya saat ini kamu mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dengan mengabaikannya, suara itu pasti hilang sendiri, kan? Tapi apa salahnya mencoba memeriksa itu?

"Siapa itu?" kamu bertanya dengan suara gemetar.

Suara gemericik air muncul dari belakang, kamu cepat-cepat menoleh ke belakang dengan panik. Tidak ada tanda-tanda seseorang, atau sesuatu di sana. Berarti itu benar-benar hanya halusinasimu saja, kan?

"Ke..napa.?"

Kamu membeku untuk yang kesekian kalinya, ketika suara itu muncul tepat di telinga kananmu. Kamu dapat merasakan hembusan nafas menyentuh pipimu, seolah-olah seseorang sedang menatapmu dengan sangat dekat. Tapi... benarkah itu manusia?

"S-siapa itu?!" Kamu bertanya pada sosok itu sambil mengedarkan pandangan pada ruangan gelap. "Jangan bercanda—!"

Dalam hitungan detik, kamu mendengar suara pintu yang dipukul keras secara berulang-ulang. Persis seperti suara yang kamu dengar saat dikejar oleh monster. Jangan-jangan—

Journey Of Fortem AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang