14. Death Game II (v)

23 0 0
                                    

BAGIAN 14 :

THE BLOODY LETTER

oleh veeleander

.

Ukiran-ukiran yang berada di pintu bergerak dan menyegel pintu perpustakaan. Api biru muncul melingkari area perpustakaan, dan kamu menerima sebuah notifikasi dari mini pocket.

[Pemainan di perpustakan telah dimulai...]

Whsiper nampaknya masih mengekor, dan kamu juga masih memiliki kekuatan pinjaman dari Faceless Lady. Dengan segera, kamu menatap makhluk kecil itu dan memintanya mengarahkanmu ke tempat yang aman.

"Tolong bantu aku mencari tempat yang aman, ya!" katamu.

Little ghost memutarimu beberapa kali, lalu pergi menjauh. Menyadari bahwa itu adalah isyarat untuk mengikutinya, kamu segera melangkah mengekor pada little ghost. Dan langkah kakimu berhenti di sebuah area asing yang tak jauh dari tempatmu berdiri awalnya.

Tembok-tembok di sekitarmu membuatmu jadi lebih sulit mengingat area Fortem, karena pada awalnya kamu juga masih dalam proses menghafalkan jalan. Merasa kondisi sudah cukup aman, kamu berpikir mengenai apa yang akan kamu lakukan berikutnya.

[KAMU MEMILIH MEMBUKA SURAT DARI FINTAN]

Kamu duduk di jalan buntu dari labirin, lalu mengisyaratkan pada little ghost untuk berjaga dan memberimu kabar jika penjaga labirin tiba-tiba saja datang. Di dalam amplop yang diberikan oleh Arneta, terdapat dua kertas. Kamu membaca kertas pertama yang ditulis oleh Fintan.

Kamu membaca kertas pertama yang ditulis oleh Fintan.

Kamu membaca kertas pertama yang ditulis oleh Fintan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[CLUE TEKA-TEKI]

Apa... ini?

Kamu membuka surat kedua untuk membaca apa yang dimaksud oleh Fintan.

Kamu membuka surat kedua untuk membaca apa yang dimaksud oleh Fintan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[TEKA-TEKI DAN SURAT FACELESS LADY]

Setelah membaca dua surat itu, kamu memutuskan untuk berpikir sembari membasahi kembali tenggorokanmu. Saat kamu mulai membaca surat kedua, kamu mematung sesaat.

'Memang boleh, ya, membocorkan surat cinta orang? Terlebih milik Faceless Lady?' batinmu kalut.

[Misimu kali ini adalah memecahkan teka-teki pertama yang diberikan oleh Fintan]

[Silahkan baca lanjutannya setelah memecahkan teka-teki pertama]

.

.

Kamu menemukannya! Tapi... bukankah itu hanya potongan kata yang tidak jelas mengarah kemana? Dengan segera kamu memeriksa amplop, dan menemukan kertas kecil yang tergulung. Di dalam sana, tertulis :

[Misimu kali ini adalah memecahkan teka-teki kedua yang diberikan oleh Fintan]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Misimu kali ini adalah memecahkan teka-teki kedua yang diberikan oleh Fintan]

[Silahkan baca lanjutannya setelah memecahkan teka-teki pertama]

.

.

Otakmu terasa terbakar, tapi kamu tidak apa-apa. Kamu mendapatkan semua petunjuknya! Dengan segera kamu berdiri untuk pergi ke aula. Tapi... bagaimana sampai ke aula melalui labirin yang terus bergerak ini?

Tidak ada pilihan lain selain menjalani, kamu akhirnya memutuskan untuk jalan sambil memikirkan, dibandung duduk diam tanpa menyelesaikan apapun di sini. Dalam hati kamu bertanya-tanya mengapa Fintan tidak langsung to the point saja?

Memangnya apa yang ada di aula?

Perasaanmu tidak enak, mempertimbangkan bagaimana Fintan biasanya. Apakah dia juga terlibat dalam pembuatan labirin mengerikan ini? Kamu menggeleng. Saat ini yang kamu lakukan hanyalah sampai ke aula, tidak lebih dan tidak kurang!

"Baiklah... ayo pergi," katamu.

.

Di sisi lain, seorang pria bersenandung dengan perasaan bahagia. Alunan musik yang sendu, bertentangan dengan ketukan jarinya yang penuh semangat di meja.

Sebentar lagi....

Sebentar lagi akan dimulai. Apa yang telah ia persiapkan sejak lama. Meski ada perubahan rencana di detik-detik terakhir, ia tetap merasa puas.Hal seperti itu biasa terjadi. Bukan masalah sama sekali.

Malah membuat rencananya jadi lebih baik. Bukan hanya itu, dia juga mendapatkan sesuatu yang lain. Yang bisa dimanfaatkannya di lain waktu.

'BANG BANG BANG

Pukulan keras yang membuat suara berisik di belakangnya tidak mengusik isi kepalanya yang sedang berada di atas awan. Kakinya bergerak seirama dengan teriakan, makian, serta pukulan penuh amarah ke pintu kayu yang tidak berdosa. Tangannya menggenggam angin, dan tubuhnya bergerak seolah sedang berdansa dengan seseorang.

"FINTAN ALVAREZ!" teriakan itu menggema, diiringi dengan bunyi gebrakan keras sebagai bentuk kemurkaan sang pemilik suara. "KALI INI, SEMUANYA TIDAK AKAN BERHENTI BEGITU SAJA. CAMKAN ITU!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Journey Of Fortem AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang