03. The Death Game (ii)

53 5 2
                                    

[Bagian tiga : The Death Game ii]
By veeleander

.
.

"Death Game resmi berakhir...." suara Fintan menggema di seluruh koridor. Tidak lama setelahnya muncul bunyi nyaring yang asalnya dari mic yang ia gunakan. Semua ponsel, laptop, dan alat komukasi lain mulai kembali terhubung.

Kabut menghilang, semua pintu mengeluarkan bunyi keras, pertanda berakhirnya Death Game. Akses telah dibuka kembali. Para siswa berhamburan keluar dari ruangan, mencari seseorang yang mereka kenal. Frustasi, takut, lelah, gembira, semua perasaan itu menghantam mereka.

"Sudah berakhir...."

Dengan segera Elizabeth menghubungi bagian kesehatan untuk membantu para siswa yang tidak sadarkan diri. Arneta muncul dari perpustakaan, bertanya apakah keadaan sudah baik-baik saja. Gadis itu terkejut melihat kekacauan yang ada, selagi ia terkurung menjadi moderator game di perpustakaan.

"Arneta, kembalilah ke aula warna," Perintah Elizabeth.

"Saya mengerti."

Setelah satu jam berlalu, keadaan terlihat lebih baik. Para siswa dipulangkan ke asrama. Diana dan Kota menutup akses ke akademi sementara, mengarahkan para siswa untuk berdiam diri di asrama sampai ada pengumuman lebih lanjut. Karena hal ini pula dikeluarkan pengumuman dadakan untuk libur, selagi kasus ini diselidiki.

Sementara Kanai dan Udin muncul dalam keadaan cukup baik. Keduanya telah melaukan pemeriksaan ringan dan kini menerima tugas baru. Mereka bisa berjalan dengan baik meski wajah mereka pucat pasi. Dengan segera, mereka menuju ke ruang broadcast. Ruangan itu berada dalam kondisi pintu yang terbuka, merasakan firasat buruk, Kanai mempercepat langkahnya.

Namun tidak ada siapa-siapa di sana. Tersisa sebuah catatan dengan tinta merah yang ditujukan pada Supervisor.

***

Udin menarik kursinya, duduk dengan gelisah di tengah rapat dengan pembahasan yang sama selama seminggu. Kasus ini seolah tidak memiliki titik terang. Selama tujuh hari belakangan para Supervisor sibuk mencari jawaban, juga menelusuri jejak Fintan. 

Nihil, mereka tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

"Fintan menghilang, dan ini sudah lewat seminggu!" Diana membuka suara.

Kota mengangguk, lalu menatap rekan-rekannya. "Saya yakin surat kemarin ada hubungannya dengan ini," tambahnya. "Apakah Kanai sudah selesai menerjemahkan surat itu?"

Mereka melirik pada Kanai yang memegang sebuah kertas. Wajahnya tidak cukup baik. Surat yang ditemukan seminggu yang lalu adalah surat berisi alasan, mengapa Death Game muncul. Namun surat itu ditulis dengan huruf kuno, mau tidak mau mereka harus menerjemahkannya dahulu. DIbantu oleh Arneta, mereka menerjemahkan isi surat yang rumit itu dalam enam hari.

Kanai mendorong kertas itu ke arah Elizabeth. Gadis itu menatap terjemahan yang telah dituliskan rapih di kertas, lalu alisnya terangkat naik.

"Ini adalah tradisi. Bayaran atas perlindungan yang kalian dapatkan dari tempat ini. Kami meminta persembahan dengan sangat murah hati, darah kalian. Bukan nyawa kalian."

Elizabeth diam sejenak, masih ada beberapa baris kalimat.

"Besok, saat purnama tiba kalian akan mendapatkan hukuman dan hadiah dari game ini. Jangan lupa, tradisi ini tidak akan pernah terhapuskan. Salam, Fintan."

Dan ruang Supervisor menjadi dingin. Mereka kini mengingat tempat ini bukan tempat untuk bersenang-senang semata. Masih banyak rahasia yang belum mereka ketahui, tidak tahu seberapa berbahayanya itu, mereka harus tetap menjalaninya. Karena tempat ini membutuhkan mereka. 

***

Fintan menatap pertumpahan darah yang tengah terjadi di bawah sinar rembulan. Iris madunya menyala, memperhatikan setiap gerak-gerik sekumpulan makhluk yang sedang beradu. Ia menghela nafas, lalu berbalik. 

Suara sorak-sorai mengalun, diiringi teriakan pilu yang mengusik hati nurani.

"Tempat ini akan selalu menikmati hal-hal keji seperti ini, kan?" Ia terkekeh, lalu menatap bangunan Fortem Academy yang tidak terlihat oleh dunia luar. "Dan perlindungan dewa akan selalu menyertai kalian."

.

Bagian Death Game berakhir....

Journey Of Fortem AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang