07. The Nightmare Fairy (iv)

69 2 0
                                    

[Bagian Tujuh : Menangkap Para Peri]

.

Ditulis oleh @onaiko_97 & @veeleander

.

Mereka ada di sini. Peri-peri pembawa mimpi buruk itu kembali. Tentu saja begitu, mengingat semua serbuk peri telah dibersihkan, mereka pasti tidak akan senang. Para peri pembawa mimpi buruk memakan ketakutan, sehingga setiap kali seseorang bermimpi buruk dan merasa takut, mereka akan mendapatkan energi.

Elizabeth menatap langit dengan perasaan terkejut, melihat banyaknya peri mimpi buruk yang banyak dan terlihat begitu murka. Para supervisor yang berada di ruangan itu memberku, tidak kalah terkejut. Ini bukan sesuatu yang mereka perkirakan akan terjadi—tentu saja begitu.

Sekilas, masalah ini dianggap telah berakhir, ketika serbuk peri telah dibersihkan. Namun, kedatangan kembali para peri adalah sesuatu yang tidak ada dalam ekspetasi mereka. Elizabeth menatap para supervisor.

"Apa yang terjadi?" tanya Diana. "Apakah biasanya mereka datang seperti ini?"

"Tidak," jawab Kanai. "Aku yakin mereka biasanya bersembunyi dalam gelapnya malam, tidak seperti ini—menyerang terang-terangan!"

Kanai benar, mereka tidak biasanya begini.

"Dengar, perintahkan para murid untuk bergegas dan menangkap para peri! Kanai, pandu kamar satu sampai sepuluh ke taman belakang! Kak Diana, kamar sebelas sampai dua puluh ke cafeteria! Kota, kamar dua puluh satu dan seterusnya tetap di area asrama!" perintah Elizabeth.

Para supervisor yang mengerti segera pergi meninggalkan ruangan tanpa basa-basi. Sementara itu Udin menuju ke ruang broadcast untuk memberikan pengumuman singkat, agar para siswa tidak panik.

Elizabeth memantau situasi, melihat sejumlah murid yang ketakutan karena masalah ini. Tidak lama kemudian terdengar suara pengumuman, dan ketika pengumuman berakhir, Elizabeth mengeluarkan sejumlah kekuatan.

"Ayo akhiri ini dengan cepat."

***

Sementara itu di taman belakang Fortem Academy, Kanai tiba setelah mengumpulkan murid-murid. Mereka membawa jaring khusus yang dibawa dari ruang penyimpanan untuk menangkap para peri. Tentu saja karena peri mimpi buruk memiliki pengelihatan yang tajam di malam hari. Ditambah mereka juga sangat cepat dan memiliki gigi yang tajam.

Hal itu tidak akan memberikan luka gawat pada para siswa, namun cukup mematikan jika jumlah peri yang dihadapi berbanding jauh dengan jumlah siswa. Untung saja tidak begitu.

"Hati - hati semua! Mereka cukup berbahaya" teriak Kanai pada murid-murid.

Mereka bersembunyi di balik pepohonan, bersiap menyerang ketika ada murid yang lengah.

"Wah! Mereka cepat sekali," ucap Kyoko terkejut, sambil berusaha menghindari serangan gigitan peri yang tajam seperti gigi hiu. "Giginya tajam banget, hati-hati!"

"Murka, kecil, cepat, bertaring, apa lagi kemampuanmu mahluk mungil?" kata Nexus pada peri yang ditangkapnya dengan nada meledek sambil memegang sayapnya. Tidak lama kemudian peri itu menggigit hidungnya, membuat siswa yang berada di tempat itu tidak kuasa menahan tawa.

"Haish, karena itu aku bilang hati-hati!" imbuh Kanai.

***

Tidak jauh berbeda dengan halaman belakang, para murid juga segera diarahkan ke cafetaria untuk memeriksa apakah ada peri yang bersembunyi. Dan benar saja, mereka berada di bawah meja-meja cafetaria—bahkan ada pula yang bersembunyi di balik tanaman.

"Ingat! Tangkap mereka semua, jangan sampai ada yang tertinggal!" perintah Diana tegas.

Diana membagi timnya menjadi dua, pertama ke dapur dan yang kedua di area cafetaria. Area dapur memiliki ukuran yang tidak begitu besar, karena itu hanya ada sekitar tiga sampai empat siswa yang masuk. Dan Diana berada di area luar dapur, menumbangkan para peri dengan kemampuan bela dirinya.

"Tch, di sini banyak tempat untuk mereka bersembunyi!" keluh Hanaqi sambil menggretakkan giginya, mencari peri di setiap sudut.

"Hei, Hanaqi, jangan berantakin sampah juga dong!" tegur Akari, yang sejak tadi terkena lemparan sampah Hanaqi. "Dasar—!"

Setelah hampir lima belas menit, mereka mendapatkan cukup banyak peri. Diana membuka ponselnya, lalu memberikan kabar pada rekan-rekannya, terkait kondisi di cafetaria. Lalu perhatiannya teralihkan ketika mendengar suara teriakan.

"Perinya menggigit!" teriak Akari yang mendapat serangan kejutan,  hingga tangannya berdarah.

"Kau nggak apa Akari?" tanya Pyu yang khawatir, dan Akari mengangguk ringan. Setidaknya luka Akari tidak begitu parah.

Diana mengedarkan pandangan, mendapati beberapa anggotanya terluka ringan. Melihat kondisi yang semakin tenang, ia memutuskan untuk membawa anggotanya yang terluka untuk kembali.

"Kita kembali dulu! Sisa anggota yang tidak terluka akan pergi memeriksa lagi setelah ini!"

***

"Kita bagi kelompok! Satu kelompok 3 orang, ayo! Segera berpencar dan tangkap semua peri nakal itu. Ingat kata saya, saling menjaga satu sama lain, oke!" perintah Kota dengan suara keras.

Kota adalah bagian penanggungjawab asrama, dengan anggota paling banyak. Tentu saja begitu, karena asrama terbagi menjadi dua, yaitu asrama laki-laki dan perempuan. Meski kondisinya sedang gawat, Kota tetap berusaha untuk mematuhi peraturan itu.

"Adli, tolong saya ya, kamu bantu saya untuk awasin kelompok yang pergi ke asrama laki-laki," pesan Kota.

Adli mengangguk, laki-laki berambut hitam itu membawa sisa tim pergi ke asrama laki-laki. Sementara Kota dan sisa timnya masuk ke asrama perempuan.

Tidak jauh berbeda dengan tim lain, para siswa disibukkan dengan adegan kejar mengejar peri. Berlarian di lorong, memeriksa kamar, serta area umum seperti perpustakaan khusus asrama. Setelah satu jam berlalu, suara notifikasi mini pocket milik mereka muncul.

Elizabeth dan Udin yang berada di area utama memberikan pesan kalau sebagian besar peri telah tertangkap, dan sisanya akan dibereskan oleh supervisor. Para murid bersorak gembira, akhirnya mereka bisa menikmati musim dingin dengan tenang. Tidak terganggu karena mimpi buruk yang berasal dari para peri.

.
.
.

Bagian Nightmare Fairy berakhir....

Journey Of Fortem AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang