22 ▶ SECRET 🚻

14.9K 2.4K 1.1K
                                    

Cerita ini banyak typonya. Selamat membaca semua!

Jangan lupa sebentar lagi Suami Galak bakal Open Pre Order, jangan hapus ceritanya dari perpustakaan kalian ya 😁

||

Hari demi hari berlalu dan berat badan Vini pun kian bertambah. Lihat saja perempuan itu sekarang, perutnya sudah cukup besar, jari-jari tangannya berisi. Timbangannya mencapai angka 60 kilogram, berat tubuhnya sebelum hamil itu kisaran 47 kilogram.

Dan hari ini tepat tujuh bulan usia kandungannya. Vini berniat pagi nanti pergi ke dokter kandungan bersama Vano, karena sudah punya jadwal dengan dokter Fana.

Kemarin juga adalah hari terakhir Vano bekerja di tempat Andi, jadinya dia bisa mengantar Vini selain itu kuliahnya sedang libur.

Jarum jam di angka tujuh pagi, Vano baru saja selesai mandi sementara Vini tengah melipat pakaian mereka yang baru saja di angkat dari jemuran.

“Ndut,” panggil Vano pada Vini tetapi istrinya itu tidak menyahut ataupun menoleh padanya.

Seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk, Vano terkekeh pelan kemudian menghampiri Vini yang sedang melipat pakaian di atas kasur.

“Suami manggil itu nyahut,” ujar Vano sambil mencolek pipi gembul Vini, yang dicolek pipinya mengangkat dagu dengan kesal.

“Manggil itu pake nama! Bukan pake fisik seseorang!” ketus bumil satu ini.

“Iya maaf ndut, eh sayang maksudnya.” Vano berkata, sontak Vini melempar asal salah satu pakaian yang ia pegang ke wajah Vano.

Grap!

Vano berhasil menangkap pakaian yang Vini lempar padanya, seulas senyum culas terbit di wajah Vano sedangkan Vini melotot ketika menyadari kalau yang ia lempar, adalah bra miliknya.

“Balikin, Kak!” titah Vini.

“Kamu yang lempar. Sini ambil,” sahut Vano yang bangkit dan menenteng bra Vini tinggi-tinggi.

“Jangan iseng, ish!” gertak Vini mulai berdiri dan berjinjit untuk menggapai bra miliknya.

“Kamu duluan yang iseng. Main lempar ini sembarangan,” balas Vano meliril bra warna pink punya istrinya tersebut.

Vini menghela napas pendek. “Ya maaf, kan gatau. Cepet siniin! Jangan dikewer-kewer gitu, pamali!” cerca Vini malah membuat Vano terbahak keras.

“Cium dulu,” kata Vano menunjuk bibirnya.

Vini menggeleng cepat. “Banyak mau banget sih Kak!” kesalnya lalu kembali duduk dan melipat baju yang lain, tentu saja ekspresi Vini kusut seperti cucian kering.

Lagi dan lagi Vano tertawa kemudian memberikan benda tadi pada Vini. “Nih aku balikin, gitu aja ngambek. Awas tambah gendut,” ledek Vano benar-benar membuat sisi kesal seorang Vini meningkat.

“Berisik! Udah sana pake baju, siap-siap ke dokter,” ujarnya karena Vano belum mengenakan atasan, baru mengenakan celana pendek selutut.

“Iya bawel,” sahut Vano cengengesan tanpa dosa, sementara Vini sudah menahan emosinya untuk tidak menendang Vano.

🌻

Di perjalanan menuju rumah sakit hanya suara radio yang membuat suasana di dalam mobil tampak hidup. Karena Vano dan Vini belum mengeluarkan sepatah kata-kata.

MINE! - TAMAT ( RE-PUBLISH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang