40 ▶ LITTLE HAPPINES

12K 2.1K 1.9K
                                    

Cerita ini banyak typonya. Selamat membaca semua!

Woy! Kok dipart 39 pada nyangka Saras itu anak Axel? Aih, BUKAN TAU 😭

MARI SPAM KOMEN PAKE EMOT 💙
MAKASIII 😙

🌻


Tiga bulan berlalu, kini gigi Vares sudah tumbuh lumayan banyak. Anak pertama Vano dan Vini tersebut pun baru bisa berdiri serta berjalan sendiri, walaupun masih sering oleng.

Kepala Vares yang rambutnya masih tipis sekarang lumayan lebat. Belum lagi balita itu suka berbicara yang aneh-aneh.

Yayah nenen?” Vares berkata seperti menawarkan Vano untuk nenen kepada Vini. Dasar bayi salah gaul, kalau kata Saka.

Vini yang sibuk menyiapkan bekal untuk Vano sebelum suaminya berangkat kuliah, lantas menghela napasnya.

“Hush! Dede ngomong apasih? Gak boleh, jorok.” Vini menyahut, lain dengan Vano yang tersenyum.

“Katanya, aku disuruh nenen sama kamu,” timpal Vano. Vares yang duduk manis di kursi khusus mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Nenen?” tanya Vares pada Vano, dengan santainya Vano mengangguk.

“Boleh ya, ayah nenen? Kamu jangan?” ujar Vano dibalas lemparan lap meja dari Vini ke wajahnya, untung saja meleset.

“Kak Vano! Masih pagi udah mesum!” cibir Vini lalu duduk di sebelah Vares.

Vano tergelak puas, dia mengambil kotak bekalnya lalu disimpan ke dalam tas.

“Vares jangan dengerin ucapan ayah kamu. Dia itu gak bener!” kata Vini memberi tahu.

“Nonono...” balas Vares yang tidak setuju dengan perkataan sang bunda.

“Gak bapak, gak anak. Sama aja,” gumam Vini.

Lagi dan lagi Vano tertawa, sebelum berangkat laki-laki itu mengecup pipi Vares dan berkata. “Jangan nakal ya, cukup ayah aja,”

Kemudian Vano beranjak mengecup dahi Vini, walaupun ekspresi wajah istrinya terbilang datar dia tetap mengecupnya.

Cup

“Aku nenen dulu, boleh gak?” tanya Vano usil.

Vini menatap galak sang suami, “Gak! Nenen aja sama sapi!” tolaknya.

Vano tersenyum geli lalu dengan cepat lelaki itu mencium bibir Vini, sementara Vini terdiam sambil melotot.

“Yang tadi bonus,” ucap Vano.

“Kak Vano! Gak lihat kondisi, udah tau ada Vares!” kesalnya.

“Biarin. Kalau gitu aku berangkat,”

“Hmm. Hati-hati,”

Selepas itu sosok Vano mulai pergi, menyisakan Vini serta Vares di ruangan ini.

Vini berdiri kemudian mengangkat tubuh Vares untuk ia gendong. “Dede gak lihat yang tadi kan?” tanya Vini.

“Nda,” jawab Vares walaupun balita itu tidak mengerti.

Vini bernapas lega, untunglah. Bisa gawat jika Vares melihatnya.

🌻

Suara tepukan tangan menggema setelah Rektor tempat Vano kuliah, mengakhiri pembicaraannya. Hari ini, kampus Vano tengah mengadakan acara seminar ANAK MUDA MAIN BEBAS TANPA NARKOBA.

MINE! - TAMAT ( RE-PUBLISH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang