Act 15

3.9K 375 152
                                    

Hai :)

Tidak terlalu panjang ternyata. Soalnya udah pas segini.

-- -- --

Ashel melihat pemandangan di luar kaca mobil yang dia tumpangi. Akhirnya kegiatan hari ini selesai. Tubuhnya jadi lebih lelah dari biasanya. Maklum, habis nangis tadi dia.

Mobil yang dikendarai Zee melaju dengan kecepatan pelan membawa Ashel ke apartemennya. Seakan ingin menambah waktu untuk menikmati semua kejadian yang sedang terjadi saat ini. Lagu yang diputar secara acak di mobil ini. Jalanan yang terlihat sepi di luar. Lampu-lampu yang menemani mereka sepanjang jalan.

Juga adanya sebuah genggaman tangan.

Tangan kiri Zee sedang Ashel pegang. Di awal, dia bilang mending lepas aja ketika Zee mulai pegang duluan tangannya, karena takut bahaya. Tapi Zee memastikan jalanan yang akan mereka lalui tidak terlalu ramai. Jadi masih aman untuk berpegangan tangan walau Zee sambil menyetir seperti sekarang.

Membuat Ashel sebenarnya bersyukur juga, Zee tidak merasa awkward setelah pengakuannya. Pengakuannya kalau dia cemburu sama Zee.

Bisa dipastikan mestinya Zee ngerti lah ya kalau dia ada perasaan sama Zee? Apa kurang jelas?

"Bingung sama Zee..." Batin Ashel.

Zee yang bersikeras mengantarnya ke apartemen yang tidak jauh jaraknya dari studio dance dia ini. Zee yang menawarkan lagi-lagi sweaternya untuk dipakai oleh Ashel.

'Aku gak mau kamu entar masuk angin Achel.'

Kata Zee tadi sebelum mereka jalan dan memberikan sweaternya. Padahal jarak tempuh mereka sungguh sangatlah dekat.

Juga Ashel sebenarnya gak mau bikin sweater Zee jadi basah apa lagi bau. Karena dirinya habis practice dance di studio. Lagipula sudah banyak sekali sweater Zee di Ashel sepertinya. Sampai lupa ada berapa. Tapi Zee tidak merasa keberatan ketika Ashel menyampaikan alasannya dan tetap meminjamkan sweaternya.

Usapan dengan ibu jari di tangannya mengagetkan Ashel di kala termenungnya. Ternyata dirinya terlalu fokus melihat ke luar kaca. Ashel langsung melihat ke arah Zee di sebelahnya yang masih fokus dengan menyetir.

Semua orang sekeren ini gak sih kalau lagi nyetir? Kok tiba-tiba dia ngerasa Zee keren sekali ya?

Tapi yang pasti dia gak mau bilang ke Zee. Entar ge-er lagi si Zee.

Melihat mobil yang dia tumpangi sudah masuk ke gerbang security, Ashel meluruskan duduknya. Hendak bersiap untuk turun dari mobil nanti ketika sudah berhenti dengan sempurna.

Tapi.

Tanpa Ashel duga, pegangan tangan Zee malah dieratkan padanya, padahal mereka sudah mau keluar.

Eh.

Mereka?

Ashel tiba-tiba kepikiran. Ini emangnya Zee bakal ikut turun juga ke apartemen dia? Tapi dia lihat emang Zee memarkirkan mobilnya di salah satu spot parkir untuk tamu dan baru melepaskan tangan mereka ketika memarkirkan mobilnya. Ashel melihat Zee tidak mematikan mobil, hanya lampu saja.

Melirik Zee melepas seatbelt, Ashel pun ikut melepas seatbelt juga. Menengok lagi ke kanan, Ashel dibuat terkejut karena dia melihat Zee yang ternyata sudah memperhatikan dia sekarang.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka berdua. Hanya saling memandang.

Padahal banyak sekali yang tertahan di dada. Kata, kalimat, gerakan yang ingin dikeluarkan. Namun sesuatu yang simpel saja seperti 'Apa kabar?' Bahkan belum sempat mereka utarakan.

Let's Act ✦ ZeeShel [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang