2. MARKAS

173 79 23
                                        

so enjoy the time.
everything is temporary, people are temporary, but the right one will always stay.

✨🌻✨

Sepulang sekolah Devan dan anggotanya akan beristirahat dan bermalam di markas Vandalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah Devan dan anggotanya akan beristirahat dan bermalam di markas Vandalas. Bangunan bernuansa hitam menyeramkan itu di desain khusus oleh arsitektur pribadi milik keluarga Devan.

Laki-laki berbalut jaket kulit hitam memasuki ruang tengah markas Vandalas. Ia membuang tas sekolahnya ke sembarang arah lalu mendudukan tubuhnya dipinggiran sofa dengan sandaran sofa yang ia gunakan sebagai bantal.

Tangannya merogoh sebungkus rokok di saku celana. Lalu menghisap sebatang rokok itu dengan damai. Asap dari rokok itu terbang menghilang ditelan udara dikejauhan sana.

Devan berdecih pelan. Lamunan cowok itu dibuyarkan oleh beberapa notif pesan yang masuk di benda pipih miliknya. Devan bangkit dari tidurnya kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

089**********

Gue tunggu nanti malem di perempatan deket lapangan!

Bawa anggota kampungan lo itu!

Kalo ga dateng gue anggep kalian pengecut!

Devan membuang santai handphone mahalnya ke sembarang arah. Ia sudah tau betul siapa yang menantangnya seperti itu kalo bukan musuhnya, Gazza.

Devan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Cowok berambut kucel itu berjalan menuju rooftop markas untuk mengajak sahabatnya supaya segera melaksanakan sholat magrib.

"Lo pada ga denger adzan?" Sarkas Devan meninggi mengkagetkan anggota Vandalas lain yang tengah asik bermain catur. Mendengar suara ketuanya yang terlihat menyeramkan itu membuat anggotanya bergidik ngeri.

Langkah Devan kembali terhenti. Ia menoleh ke kanan melihat sahabatnya yang tengah senyum senyum sendiri menatap layar handphone. Devan tau betul pasti anak itu sedang mengombali pacar pacarnya yang sebanyak gaban.

"Ngapain masih di situ?" Tanya Devan dengan alis matanya yang terangkat sebelah.

Kenzie manusia buaya cap kadal mendongak menatap Devan yang sedang berdiri dengan tatapan tajam. "Ck, iya tuan Devan yang tampan nanti Kenzie nyusul. " Elaknya.

"Ambil wudhu sekarang atau mau gue pecahin hp lo?" Mendengar ancaman Devan membuat bulu kuduk Kenzie merinding. Jika handphonenya rusak bagaimana ia bisa mengulas kabar dengan pacar pacarnya? Huft.

°^°

Lima anggota inti dan kurang lebih seratus pasukan Vandalas telah sampai di gedung tua terbengkalai yang jauh dari pemukiman penduduk.

Kedua kelompok remaja tak pernah akur itu saling bertatap sengit. Sudah sekitar dua tahun terakhir ini mereka menjadi musuh tanpa alasan.

Cowok berbalut jaket bertuliskan Wolf dipunggung itu bertepuk tangan tiga kali. "Devan Devan, jadi cuma segini anak buah lo? Tanya Gazza seraya menghina gang Vandalas yang pasukannya jauh lebih sedikit daripada anggota Wolf.

Devan selaku ketua Vandalas itu benar benar dibuat geram oleh Gazza. Secara Devan adalah cowok yang gampang terpancing emosi dan keras kepala.

Gigi Devan bergemutuk, kedua tangannya mengepal kuat-kuat. Ingin sekali rasanya menghabisi musuh sampahnya itu sampai meringis kesakitan dan berujung menginap di rumah sakit saat ini juga.

"Kelamaan, serang!" Teriak Arya, salah satu anak buah Gazza. Adu fisik pun di mulai.

Ketua berduel dengan ketua, begitu pula wakil ketua dengan wakil ketua. Devan yang notabene nya sebagai juara karate itu pasti sangat mudah hanya untuk mengalahkan lawan seperti Gazza.

Bugh!

Satu pukulan melayang tepat di sudut bibir wajah tampan milik Devan. "Sh, ck" Devan berdecih. Ia kelolosan saat mengamati sebagian sebagian anggotanya yang sudah kalah telak.

Gazza kembali memlintir tangan milik Devan. Namun Devan tidak akan memberikan kelonggaran dan ampun untuk sampah dihadapanya itu. Dengan gesit Devan memutarkan badannya dan berhasil memlintir kembali tangan Gazza.

Kemudian Devan melepaskan tangan Gazza, dan..

Bugh!

Bugh!

Dua pukulan melayang tepat di perut Gazza, Devan lah pelakunya. Mendapatkan pukulan yang cukup kencang itu membuat Gazza terpengkal mundur beberapa langkah dan berakhir jatuh di atas rerumputan kering.

Mengingat anggota inti Vandalas lain kini Alen yang notabene nya sebagai wakil ketua Vandalas itu berhasil mengalahkan Arya tanpa mendapatkan luka sedikitpun di bagian tubuhnya.

Arya menatap Alen garang dibawah sana. "Alen diam-diam mematikan." Batinnya.

Wolf gang diambang kekalahan. Tak sedikit para anggotanya yang tepar dan mengeluarkan darah segar di bagian sudut bibir maupun hidung mereka.

"Anggota banyak gak menjamin menang atau kalahnya sebuah pertarungan." Ucap Devan sembari merapihkan jaketnya yang sedikit kotor.

"Pulang sono dicari emak." Ledek Kenzie kemudian disusul tawaan-tawaan pecah dari anggota Vandalas lain.

Rahang milik cowok bernama Gazza itu mengeras. Ia benar benar dibuat marah oleh Devan. "Tunggu pembalasan gue!" Ucap Gazza sebelum ia melenggang pergi meninggalkan lapangan kosong itu.

•••

TBC

KRITIK DAN SARAN DARI KALIAN SANGAT MEMBANTU AKU BUAT MEMPERBAIKI CERITA INI KEDEPANNYA.

JANGAN LUPA FOLLOW WP : BERRYBUFFY.

MASUKAN CERITA TRD KE READING LIST DAN LIBRARY KALIAN YA🖤

DAN JANGAN LUPA VOTE KOMEN DAN SHARE CERITA TRD KE TEMEN KALIAN.

SEE U.

THE REVENGE DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang