6. JALANG

105 68 9
                                        

cowok luarbiasa itu sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan.
-TRD-

✨🌻✨

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading

D

evan dan inti Vandalas sedang asik mengobrol di gedung terbengkalai belakang sekolah. Karena memang tempatnya yang begitu sepi mereka bisa leluasa menghisap rokok tanpa dilihat oleh guru-guru.

Tidak ada satu pun orang yang berani menginjakkan kakinya di sana. Kata orang tempat itu mistis, banyak penunggunya. Lima tahun silam tempat itu menjadi tempat di mana seseorang mengakhiri hidupnya dan berakhir mati mengenaskan.

Keheningan menyapa kelimanya sebelum satu diantaranya angkat bicara. "Nanti malem kumpul di markas kita susun strategi"

Zafran menoleh 90° ke arah Devan. "Secepet ini?"

Devan menghisap rokok lalu menginjak putung rokok itu hingga mati. "Lebih cepat lebih baik."

"Gue gak paham arah pembicaraan lo semua." Slonoh Kenzie seraya bertanya.

"Jelas lah lo gak paham, yang lo pahamin kan cuma belah duren." Ucapan Rean membuat sahabatnya tertawa meremehkan.

"Ck.." Kenzie berdecih. Lo nyindir gue?" Balas Kenzie.

Devan tersenyum smirk. "Lo nanti malem gak boleh masuk ke markas sebelum di rukiyah." Ucapan itu mendapatkan tawaan renyah dari keempat sahabatnya.

Keheningan kembali menyapa kelimanya. Hanya terdengar hembusan asap yang keluar dari mulut masing-masing.

Plak..

Suara tamparan yang lumayan keras terdengar dari arah pintu gedung. Tanpa ba-bi-bu kelima inti Vandalas segera mencari sumber suara tersebut. Mereka benar benar dibuat kaget oleh topik di hadapannya.

"El..." Teriak Zafran. Cowok itu kemudian berhambur memeluk sang kekasih untuk memberikan ketenangan.

Zafran mendongak menatap wanita di hadapannya. Matanya menyorot tajam, tangannya mengepal kuat-kuat dan rahangnya mengeras begitu saja.

"Lo apain cewek gue, hah?" Tanya Zafran dengan suara meninggi dan mengintimidasi lawan bicaranya.

"Gak gue apa apain tuh, dia aja yang lemah!" Balasnya.

"Sekali lo apain cewek gue, dasar jalang murahan!" Sarkasnya meninggi. Zafran benar-benar dibuat marah oleh lawan bicaranya satu ini. Jika saja bukan cewek pasti ia akan membunuhnya hidup-hidup. Ralat, sepertinya terlalu bagus jika di panggil dengan sebutan cewek. Lebih bagus di panggil jalang.

"Gue cuma main-main.. dikit. Iya kan Gab?" Ucap Gladys adik kelas yang punya perawakan seperti tante-tante, biasalah hasil modifikasi om om, bukan alami.

THE REVENGE DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang