FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
_____________________
JUDUL AWAL : DEVANDRA
ingin bahagia, membahagiakan dan di bahagiakan
from : eona
_____________________
𝐫𝐞𝐚𝐝𝐲 𝐭𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲?
Menceritakan tentang seorang gadis bernama Elfara Annas...
orang hebat bukanlah orang yang menang dalam pertarungan, orang hebat adalah orang yang mampu mengendalikan diri nya ketika sedang marah. -HR.BM-
✨🌻✨
happy reading di cerita pertama dan part pertama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis berjaket hijau pastel tengah berlari mengejar seorang cowok seumuranya di lorong koridor SMA Andromeda. Sepertinya cowok itu sedang menahan amarah yang sedang bergenjolak di sekujur tubuhnya.
SMA Andromeda merupakan sekolah mewah, elit dan favorit internasional di daerah Bandung. Hanya orang orang mampu dan tercukupi yang dapat melanjutkan sekolahnya di sana.
"DEVAN!.."
"Balikin buku gue!" Teriak Fara melengking. Cowok yang diketahui bernama Devan itu seolah-oleh tidak mendengar. Kaki jenjang nya terus berlari kecil untuk menjauhi gadis yang tengah meronta-ronta itu.
Devan menoleh sebentar. "Jangan usik gue kalo hidup lo mau tenang." Ucap Devan menajam.
"Ck.." Fara berdecih pelan. Sepertinya ia sudah salah langkah. Seolah dirinya telah masuk ke kandang harimau. Ia tidak ingin mempunyai masalah dengan anak dari direktur terkaya di Asia itu.
Fara memukul kepalanya sebanyak dua kali. "Fara, lo bodoh."
Devan menghentikan langkahnya kemudian menoleh menghadap gadis yang jauh lebih pendek darinya di radius beberapa meter sana.
Kening Devan menyatu. Ia menatap aneh gadis di hadapannya itu. "Gak usah cari alibi biar gue ngerasa kasian sama lo." Ucapnya dengan sorot mata memerah, seolah sedang mencari mangsa yang akan ia telan hidup-hidup.
"Lo udah gede. Seharusnya bisa bedain mana yang alibi dan mana yang kenyataan." Balas Fara pelan. Ia bisa merasakan detak jantungnya yang berjalan dengan cepat. Nafasnya memburu. Dadanya sesak seperti usai dihantam oleh bebatuan.
Cowok itu tersenyum smrik. "Mau lo mati sekalian gue peduli." Balasnya.
"Gue tau gue salah, tapi plis kali ini maafin."
"Kata maaf aja gak cukup, nyonya Annastasia." Suara bariton serak-serak basah itu masuk dengan jelas di telinga Fara. Membuat sang empunya merinding.
Fara tidak menyangka masalahnya akan sampai seperti ini. Padahal ia hanya tidak sengaja menumpahi jaket milik cowok itu dengan es jeruk yang baru saja ia beli.
Devan menatap Fara dengan intens. Kemudian kaki jenjangnya perlahan melangkah mendekati gadis yang bernama Fara tersebut. Fara sedikit mundur beberapa langkah saat Devan mengikis jarak dengannya. Ia bisa merasakan hembusan nafas yang keluar dari hidung Devan, sangat hangat dan memabukkan.
"Lo jadi cewek gue, buku lo balik." Ucap Devan dengan nada mengintimidasi.