8. TITIK AWAL

89 59 4
                                    

belajar untuk menghadapi dan menerima, karena semua keinginan tidak harus dimiliki dalam waktu yang bersamaan. belajar untuk lebih lapang dada, karena bumi berputar bukan untuk kita, ada manusia lain yang perlu merasa senang juga
-TRD-

✨🌻✨

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading

Devan dan keempat antek-antek nya sedang beristirahat di tribun basket paling pojok. Mereka usai bermain basket setelah dua jam lamanya. Keringat yang bercucuran tak membuat kelimanya hilang semangat.

"Zafran.." panggil El sembari berlari kearahnya. Seperti biasa El akan memberikan minuman untuk Zafran setelah selesai latihan. Bentuk perhatian yang diberikan El adalah rasa candu untuk Zafran.

Hari ini El sudah membaik, jadi tidak perlu izin untuk tidak berangkat sekolah. Lagi pula kemarin hanya luka kecil biasa.

"Kamu pasti capek kan? Ini buat kamu." Tanya El lalu menyodorkan botol berisi air mineral itu dan di tengguknya sampai habis tak tersisa.

"Makasih cantikku." Balas Zafran sembari mengunyel-unyel pipi El kelewat gemas.

Melihat adegan itu membuat Rean ingin muntah. Benar-benar pasangan bucin.

"Dunia milik berdua, yang laen ngontrak." Sindir Rean.

"Gue tau lo pasti iri kan Re." Ucap Kenzie membenarkan.

"Khansa sendirian, lo gak mau nyamperin dia?" Tanya Alen dengan raut datar namun berwibawa.

Rean melirik Alen sekilas kemudian menggeleng. "Nanti dia ilfil."

Melihat Devan yang sedari tadi hanya diam membisu, Alen langsung mengkode Zafran untuk segera membawa pergi dari hadapannya.

Tak lama setelah itu datang seorang gadis berperawakan tante-tante menghampiri mereka. Definisi orang miskin, sudah tau seragamnya kekecilan masih saja di pakai. Setidaknya beli yang baru agar bentuk tubuh padatnya tertutupi.

Kenzie manusia yang diberi panggilan sebagai buron wanita itu langsung melebarkan kedua bola matanya. Secara tidak langsung body aduhai milik cewek itu membuat Kenzie membasahi bibir.

"Hai Devan, gimana latihannya?" Sapa cewek itu yang tak lain adalah Gladys. Masih ingat kan? Siswa kelas sepuluh sekaligus mantan Zafran.

"Gak usah sok akrab, jalang!" Sentak Devan membuat cewek yang tengah duduk di sampingnya memajukan bibirnya kesal.

"Lo kok gitu sih sama gue." Ucap Gladys sok sedih.

"Yang lo cari gak ada di sini, dia udah pergi sama ceweknya!" Balas Devan. Namun dengan tatapan mengarah ke depan. Tak ada minat untuk melihat bahkan melirik wanita di sampingnya itu.

"Gue kesini buat cari lo, Devan. Kita makan yuk ke kantin, gue traktir." Balas Gladys dan sesekali menampilkan puppy eyes nya.

"Gue sibuk." Balas Devan cuek.

THE REVENGE DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang