9. TOPENG & LUKA

101 59 9
                                    


kenapa aku terlalu bodoh berharap kepada dia sedangkan dia berharap kepada orang lain, ada yang nyaman namun tak bersama ada yang dekat namun hanya sekedar teman.
-TRD-

✨🌻✨

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading

Gadis berpiyama merah maroon itu terbangun dari tidurnya. Ia berusaha bangun dengan sempoyongan saat nyawanya belum terkumpul. Matanya mengerjap beberapa kali saat cahaya matahari dari luar jendela masuk ke dalam retinanya.

Ia mengambil benda pipihnya yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidur. Tanpa minat ia membuka beberapa chat yang masuk di benda pipihnya. Bukan dari orang sepesial, melainkan grup line kelas.

Setelah berjibaku dengan handphone selama dua menit gadis itu memilih beranjak ke kamar mandi untuk bebersih.

Setelah kurang lebih sepuluh menit lamanya, gadis itu lebih memilih keluar dari persembunyiannya untuk melihat kondisi bunda nya yang sedang sakit.

"Eh, non Fara udah bangun?" Tanya Bi Kinan sebagai sapaan untuk anak majikanya itu.

Gadis yang tak lain adalah Fara kemudian mengangguk dan tersenyum. "Bibi mau ke kamar bunda, ya?" Tanya Fara kembali.

"Iya, ini sekalian mau nganterin bubur buat nyonya." Balas Bi Kinan ramah sembari mengangkat baki berisi bubur dan teh manis untuk Shafira.

Fara menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinganya karena menganggu. "Biar Fara aja, Bi. Sekalian mau lihat bunda."

Bu Kinanti menggeleng pertanda tidak menyetujui perkataan anak majikannya tersebut. "Em.. kalau mau jenguk nyonya sekalian aja bareng bibi, biar buburnya bibi yang bawa. Nanti tangan nya lecet." Ucap Bi Kinan ramah.

"Tanpa bibi bilang pun tangan ku udah lecet, bahkan terluka." Batin Fara dengan sorot sendu.

Gadis itu lagi-lagi tersenyum. "Gapapa, biar Fara aja yang bawa. Bibi lanjut beres beres dapur gih." Ucap Fara.

Bi Kinan yang notabenenya hanya asisten rumah tangga biasa hanya bisa mengangguk dan menuruti perintah dari anak sang pemilik rumah.

"Ya sudah hati-hati bawanya non, panas." Ucap Bu Kinan dan menyerahkan baki berisi bubur dan teh manis kepada Fara.

°^°

Fara menekan knop pintu kamar bundanya. Kaki jenjangnya melangkah mendekati tempat tidur sang ibunda kemudian meletakkan baki berisi bubur tadi di meja samping tempat tidur.

Gadis itu tersenyum penuh luka. Ia tidak tega melihat bundanya yang terbaring sakit seperti ini. Shafira adalah sosok seorang wanita terbaik yang pernah Fara punya. Tak hanya wanita, Shafira adalah ibu sekaligus ayah untuk kedua anaknya.

"Hai, apa kabar bunda?" Tanya Fara sembari tersenyum tak lupa mengelus pipi putih milik bundanya dengan lembut.

Shafira membalas senyuman anaknya dengan manis. "Alhamdulilah bunda sehat." Mendengar ucapan bundanya, hati Fara seakan di sayat oleh ribuan pisau. Ia tau betul pasti bundanya pura-pura tegar supaya anaknya tidak begitu khawatir tentang kondisinya. Padahal wanita itu sedang rapuh.

THE REVENGE DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang