4. PEDULI

119 73 10
                                    


semua sudah tertakar dan tak akan tertukar
-TRD-

✨🌻✨

happy reading

Bel istirahat berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berbunyi. Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Hampir semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengganjal perutnya yang kosong.

Lima inti Vandalas berjalan tegap dari arah pintu kantin. Hawa hawa ketampanan dari kelimanya seolah tidak bisa berpindah tempat. Apalagi melihat sosok Devan yang menyugarkan rambutnya ke belakang membuat para betina melongo dibuatnya.

Mereka duduk dibangku paling pojok dekat jendela kantin. Tempat ternyaman bagi siapapun yang ingin memilih duduk dan sekedar menikmati makanan di sana. Mereka bisa melihat sensasi kota dari lantai tiga SMA Andromeda.

Lima menit menunggu akhirnya pesanan mereka datang. SMA Andromeda memang terkenal elit sampai harga menu di kantin saja dominan mahal. Namun kelima inti Vandalas itu lebih memilih mempesan makanan yang harganya masih terbilang murah alias low budget.

"Katanya anak direktur terkaya di Asia, makan kok cari yang murah, hu." sindir Rean tiba-tiba kepada Devan.

Masih ingat kejadian kemarin waktu Devan melecehkan boneka milik Rean? Devan sadar perbuatannya memang salah dan pada saat itu juga Devan meminta maaf agar tidak mengulanginya lagi. Berhubung Rean baik hati, ketuanya itu ia maafkan dengan iming-iming di suruh untuk mencuci dengan tangannya langsung.

Devan menghentikan kegiatan makannya kemudian menatap Rean malas. "Lo nyindir gue? gue sumpahin lo keselek bakso, aamiin." Balasnya.

"Katanya kaya masa gak traktir kita, iya gak pren?" Zafran ikut menimbrung sembari mengkode sahabatnya agar menyetujui ucapannya lewat padangan.

"Ck..." Devan berdecih.

"Yang kaya bokap, gue miskin." Lanjut Devan santai dan kembali mencomot baksonya yang tersisa satu.

"Bilang aja pelit." Slonoh Alen tiba-tiba. Dan sejak kapan siluman kulkas itu doyan gratisan? Walaupun Alen tak jauh kaya dari Devan namun jika ada yang mengajak makan dengan percuma ia pasti tidak akan menolak.

Zafran, Rean dan Kenzie bertepuk tangan heboh. "Lo harus lebih hati-hati bos, kalau manusia kulkasnya vandalas udah angkat bicara, maka dunia sudah tidak baik-baik saja." Ucap Kenzie antusias.

Keheningan menyapa kelimanya. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang bergesrekan dengan mangkuk. Mereka memilih menghabiskan makanannya terlebih dahulu sebelum berbicara.

"Akhir-akhir ini Vandalas gak ada kegiatan, gue jadi gabut." Ucap Zafran sehabis menengguk es jeruknya hingga habis tak tersisa.

Rean menengguk lemon tea nya susah payah. "Hooh, palingan juga berantem sama geng sebelah." Balasnya seraya menyetujui perkataan Zafran barusan.

THE REVENGE DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang