04┊adu jotos

475 170 225
                                    

﹝selamat membaca﹞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

﹝selamat membaca﹞

Di rerimbun pohon jalanan ketiganya melangkah menuju sebuah rumah sakit yang ada di perempatan.

Haidar yang sedari tadi memperhatikan Jina dan Joa dari belakang pun mulai bersuara, "Ngapain sih ikut-ikut."

Jina menoleh, lalu menatap tajam pada lelaki yang tengah asik makan cimol itu. "Emangnya ngga boleh ikut? 'Kan gue juga mau jenguk Aya," katanya.

"Yang ada nih kalau lu dateng, Aya ngga akan mau bangun tau."

"Apa sih kok gitu ngomongnya anying," sahut Joa.

"Abisnya kalau kalian berdua ketemu, aura di sekitar kalian tuh berubah jadi dark. Kaya mau perang dunia."

"Lebay."

"INI KALIAN KE MANA AJA SIH." Suara Ningning menggema, melengking, sampai ke koklea.

Joa mengelus dada, "Astaga, reuwas aing."

"Daritadi gue telponin, yang jawab cuman satu dari tiga orang. Punya HP buat apa?"

"Emang kenapa sih?"

"Aya sadar. Matanya kebuka, tapi masih belum bisa bangun ataupun ngomong."

Sontak Joa berlari menuju kamar rawat Maia. Detak jantungnya berpacu tak karuan. Ia perlahan menghampiri Aya yang sedang berbaring dalam keadaan mata terbuka.

Senyum manis terpatri di wajah tampannya. "Aya kalau bisa liat muka aku, ngedip dua kali ya," katanya pelan.

Maia mengerjapkan matanya lagi. Kali ini sebanyak dua kali berturut-turut.

Jina yang berdiri di dekat pintu mengepalkan tangannya. Kenapa harus bangun sekarang sih, batinnya.

"OMAYGAT OMAYGAT AYA AKHIRNYA LU BANGUN JUGA. GILA GUE KANGEN ADU JOTOS SAMA LU."

"Sini lu adu jotos sama gue," sahut Ningning sambil berkacak pinggang.

Haidar melirik sebentar. "Sini li idi jitis simi gii."

PLAKKKKKK

Kalau nanti ada tato telapak tangan di punggung atas kirinya Haidar, itu mahakarya Ningning ya.

"MAMAAAAAAA, NYEURI PISAN."

Dihampirinya Joa yang sibuk berkutik dengan ponsel. "Bunda udah gue telpon, lagi otw sama Bang Thama," kata Ningning.

"MAMAAAAAAA, NINGNING JAHAT PISAN."

"GANDENG SIA TEH."
﹙Berisik lu.﹚

• • •

Bunda dan Bang Thama baru saja sampai di rumah sakit. Tenang, kali ini Bang Thama pakai baju lengkap kok.

"Astaga Aya, akhirnya kamu sadar juga," kata Bunda seraya mengelus perlahan jemarinya Maia.

"Belom bisa duduk, berdiri, atau ngomong ya?" tanya Bang Thama.

"Hooh, Bang. Tapi kata dokter beberapa hari lagi juga bisa," jawab Joa.

"Ngga apa-apa. Jadi nanti ngobrolnya pake bahasa mata." Haidar mengedipkan matanya berkali-kali.

Joa manatapnya jijik. "Geusan, geuleuh ningalina."
﹙Udahan, jijik liatnya.﹚

"Halo, Bunda." Jina berjalan menghampiri Bunda dan tersenyum.

"Eh, ada temennya Joa juga."

Puan itu terkekeh pelan, "Tadi abis kelas bareng Joa sekalian jenguk Aya, Bun."

"Idih caper anying," kata Haidar pelan.

﹝bersambung

❥ Ayumi Jina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❥ Ayumi Jina

───────

maap kembaranku,
aku buat kamu jadi jahat di sini
ueueueueueueueueueueueueu

Eunoia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang