13┊sepisau luka

421 120 135
                                    

﹝selamat membaca﹞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

﹝selamat membaca﹞

Sejak tadi Jina tak berhenti mondar-mandir di depan Unit Gawat Darurat. Tangannya berkeringat dingin. Sedangkan Jevan duduk di kursi panjang seraya berkutik dengan ponselnya.

Edan
online

P |
P |
Jwb anj |

| Wat

Aya ktabrak mtr |

| Boong sia g prcaya aing

Srius tolol |
Joa mn sih |
Gw tlpon g aktif |

| Hp na mati lg sm gw
| Otw

 

Bunda berjalan cepat dari arah lobi, "Jevan, Aya kenapa?"

"Aya ketabrak motor, Bun," jawabnya.

Tubuh Bunda melemas, detak jantungnya juga berpacu tidak karuan. "Kok bisa ... Ya Tuhan, Aya ...."

Selang beberapa menit, seseorang dengan jas putihnya berjalan cepat ke arah Bunda. "Dengan wali dari Maia Erina?"

"Ah iya, saya. Aya kenapa, Dok?"

Dokter pun menghela napas panjang, "Maia- dia mengalami brain death. Sepertinya benturan tadi mengenai luka di kepalanya."

Bunda yang mendengarnya pun syok, lalu jatuh pingsan. Jevan menopang beliau dan membawanya ke salah satu brankar. Jina hanya mematung di tempat seraya menatap dokter dengan kacamata bulat di hadapannya.

"Maia kami pindahkan ke ruang ICU. Alat-alat di sana bisa dilepas dengan persetujuan orang tua atau wali. Saya permisi."

• • •

Joa, Haidar, dan Ningning sudah sampai di depan ruang ICU. Ketiganya menemukan Jina yang berdiri lemas dan menatapi ruangannya Maia.

"Aya kenapa?" tanya Joa.

Yang ditanya hanya diam.

"Heh jawab anjir, lu juga ngapain di sini? Aya kenapa? Bunda mana? Jepan mana?" Kini Haidar yang melontarkan pertanyaan bertubi-tubi.

Tanpa sadar, pundak Jina bergerak naik turun, "A-aya, Aya, Jo ...," katanya sesenggukan.

"Iya Aya kenapa?"

"D-dia m-mati otak."

"Hah? Bohong. Gue ngga percaya." Joa melesat pergi dan hendak masuk ke ruangan Maia. Namun, nihil. Ruangan ICU tidak bisa dimasukki dengan mudah. Akhirnya, Joa sedikit mendobrak demi bisa masuk.

"Kalem wa." Haidar menarik Joa dari pintu. Dengan segera, Joa kembali menghempaskan lengan Haidar dan berjalan kembali ke depan pintu.

BRAKK BRAKK

Jevan yang baru saja datang dengan Bunda bergegas menghampiri Joa. "LU NGAPAIN SIH HAH?"

"Aya ngga mati otak 'kan? Aya koma 'kan? Pasti nanti Aya bisa bangun lagi 'kan? Gue mau liat Aya."

"Lu pikir kita bercanda?"

   

   

"Mati otak berarti meninggal secara medis, wa. Dia emang masih bisa napas, tapi butuh alat. Ngga mungkin 'kan kalo Aya selamanya pake alat-alat berat kaya gitu?" kata Jevan.

Joa menyeka wajahnya kasar. "Jadi, Aya udah meninggal? Gitu maksud lu?"

"Udahan atuh, jangan gelut. Rumah sakit bukan tempat buat baku hantam," ucap Haidar. "Sok atuh semuanya duduk dulu, tuh di situ ada kursi."

Tidak ada yang menuruti ucapan taruna berkulit sawo matang itu. Joa melangkah menuju kaca besar yang menampakkan Maia dipasangi berbagai macam alat. Hatinya sakit, rasanya seperti dikoyak.

Jevan menghampiri seraya membawa sebuah paper bag mini berwarna coklat. "Nih. Kayanya buat lu."

Lengannya bergerak dan menerimanya. Maniknya melirik isinya sebentar, yang ia temukan adalah satu kotak berisi cupcake dan secarik kertas berwarna putih dan dilipat segitiga.

───────

Haii, Joaa

Kemarin kamu ngasih kalung buat aku, jadi aku juga mau kasih hadiah buat kamu. Bentuknya emang rada buntet, tapi enak kok! Tadi aku udah cobain, kata bunda juga enak. Jangan liat dari bentuknya aja!!!!!

Makasih, udah mau nungguin aku, padahal aku lama tidurnya, tapi tetep kamu tungguin.. Maaf, aku lupa sama kamu.. Tapi, aku bakal berusaha buat inget, aku janjiii

Oh iya, main-main ke tempat yang banyak jurignya lagi yuk! Aku suka main ke sana sama kamu, suka jajan sama kamu, suka pegang-pegangan tangan terus foto-foto sama kamu. Pokoknya kamu harus ajak aku lagi ke sana, aku maksa.

Makan cupcakenya ya, jangan bagi-bagi sama orang lain.

Aya sayang Joa, pake bangettttt

───────

   

Jemarinya sedikit meremas permukaan kertas, tanpa sadar, sebuah isakan lolos dari bibirnya. "Aya ... sayang Aya juga ...."

Eunoia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang