chapter 7

111 1 0
                                    

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

"ternyata lo bisa ketawa juga ya." penuturan itu keluar dari mulut Cika.

Gadis itu senang bisa mendengar tawa dari Ciko. Sosok lelaki yang jarang terlihat tertawa. Senyum pun jarang.

Bahkan berbicara pun tidak banyak dibanding berbicara dengan teman temannya.

Hanya itu si yang Cika tahu tentang Ciko itupun tahu dari teman temannya.

"gue juga manusia, lo kira apa?"

"anoa ahahahhaha." kini Cika yang tertawa terbahak bahak.

Dukk.

Saat sedang asik tertawa Ciko malah mengerem motor nya mendadak. Membuat kepala Cika terbentur dengan helm milik Ciko.

"aww, lo kalo mau berenti bisa rem pelan nggak si? Sakit ni pala gue."

"turun."

Cika melihat kesampingnya. Ternyata Ciko membawanya ke tukang bakso pinggir jalan yang biasanya gadis itu juga beli.

"pak pesen dua mangkok makan disini."

"eh iya mas duduk, pacar nya neng Cika toh?"

"hah bukan pakde cuman temen ribut, biasa anak muda." jelas Cika meledek. Hal itu justru membuat pak aji tertawa.

"haduh si eneng aya aya wae, padahalmah top kalo pacaran teh serasi kitu."

"ah enggak pakde muka dia mirip kingkong gaselera." Ciko yang mendengar itu hanya mendelik sembari membuka handphone miliknya.

"Udah sok mangga atuh duduk."

"iyaa pakde muhun." dengan logat sunda.

Muhun=terimakasih.

Cika sudah lama berlangganan dengan pak aji mungkin bisa setiap akhir pekan dia mampir kesitu. Walau bahkan hanya sekedar curhat tidak membeli.

Tapi terkadang pak aji juga sukarela memberi gratis kepada Cika. "lo udah lama langganan?"
Tanya Cika melepas keheningan.

"nggak baru baru ini gua pindah ke apart deket sini. Ya jadi sering beli."

Cika mengangguk sebagai jawaban.

"lo kalo punya beban hidup cerita sama gue."

Cika menatap kearah Ciko yang mengucapkan kalimat itu tiba tiba.

"lo lagi nerawang gue ya ko? Lagian ya yang ada tuh gue yang jadi beban hidup."

"gue tunggu sampe lo siap buat cerita." ucapnya dengan tatapan lurus kedepan.

Deg

Deg

Deg

Jantung Cika terdesir hebat mendengar penuturan itu. Gadis itu masih menatap Ciko, lalu tersenyum tipis.

Cika & CikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang