chapter 16

60 1 0
                                    

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Cika melihat ke selilingnya dan menatap Ac yang sudah menyala sedari tadi. Aneh, mengapa hanya dirinya yang merasakan gerah?

Berbeda dengan Ciko yang tampak biasa saja. Mungkin karena pedas dari spaghetti, pikir Cika.

"Ciko gedein Ac nya."

"Ac mah emang segitu ukurannya mana bisa gue gedein kalo yang punya lo baru gue bisa gedein." Tukas Ciko yang mendapat jambakan di rambutnya oleh Cika.

"Tambahin pendingin Ac nya ih."

"Iya iya lepasin dulu rambut gue sakit cil." Tanpa menjawab Cika langsung melepaskan jambakan di rambut Ciko.

"Bocil bocil ganas juga." Sambungnya.

"Udah tu, nih makan lagi." Ciko mulai menyodorkan suapan spaghetti nya yang sempat terhenti.

"Nggak udah kenyang." Cika yang merasakan sesuatu aneh di tubuhnya itu langsung beranjak dan masuk ke dalam kamar.

Ciko hanya tersenyum lalu mulai membereskan sisa piring kotor untuk di cuci. Jika tidak itu akan menimbulkan ruangan yang bau dan Ciko sangat risih dengan apartemen nya yang kotor.

***

Selesai berkutat dengan piring kotor. Pria itu segera memasuki kamar, rasanya hari ini sangat capek bagi nya.

Ciko melihat gadis yang sedang meringkuk tertidur di ranjangnya. Dengan perlahan ia menaiki ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping gadis itu.

Saat ingin menaikkan selimut di tubuh Cika. Gadis itu lebih dulu mendusel dan mengecup leher milik Ciko.

"Cikoo... Eunghh.. gue nggak tau kenapa rasanya aneh aahh.." lirih Cika yang masih bercumbu di ceruk leher Ciko yang dapat menghirup aroma vanilla di tubuh pria itu.

Jangan lupa dengan Ciko yang tidak mengenakan baju memudahkan Cika untuk meraba perut sixpack pria itu. Ciko hanya tersenyum senang aksi nya kini berhasil memasukkan obat perangsang dalam spaghetti nya.

Ya, Ciko juga memasukkan perangsang ke dalam spaghetti miliknya. Namun pria itu hanya memakan nya sesuap untung nya ia bisa menahan hasrat nya. Ciko dapat merasakan dua puting Cika yang menempel di dada bidangnya.

"Cik, gue gabisa tahan lagi."

Dengan sigap Ciko melumat bibir ranum gadis itu dan memegangi ceruk leher Cika untuk memperdalam lumatannya.

"Eunghm." Desah Cika saat Ciko mulai meraba dua gundukan miliknya.

Ciko melepas tautan mereka. Ia menatap wajah Cika yang terlihat banyak keringat.

Cika & CikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang