chapter 9

79 0 0
                                    

Utamakan vote sebelum baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Utamakan vote sebelum baca!

~~

Dilain tempat Cika sedang membersihkan seluruh perkarangan rumah. Dari menyapu, mengepel, mencuci baju, hingga saat ini dirinya tengah memasak.

Sari menghukum nya habis habisan karena kemarin ia tidak pulang semalaman. Kini seluruh tubuh nya benar benar lemas.

Dari semalam dirinya sama sekali belum memakan apapun. Banyak luka lebam di sekujur tubuh nya akibat sari yang terus mencambuk nya dengan gagang sapu.

Pada pagi hari tadi dirinya memang sengaja memilih untuk pulang dari apartemen Ciko. Cika lupa bahwa pada pagi hari itu ayahnya ada jadwal untuk ke kantor dan tidak libur.

Cika takut dirinya akan di perlakukan kasar oleh Sari. Dan ternyata benar saja, saat dirinya sampai rumah, sari sudah menunggu nya di ruang tengah depan tv.

Flashback on.

05.14 WIB

"eugh.." eluh seorang gadis yang terbangun dari tidurnya.

Cika merasakan ada tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya. Gadis itu melihat kebelakangnya, terdapat wajah teduh milik Ciko yang sedang tertidur.

Cika menatap wajah polos Ciko lekat lekat. Hidung mancung, kulit putih, rambut yang acak acakan, mata yang sipit. Idaman perempuan.

Gadis itu menggelengkan kepalanya.
"bisa bisa keluar jantung gue kalo kaya gini terus."

Cika memilih untuk bangun dari tidurnya. Perlahan ia melepaskan tangan Ciko yang melingkar di pingganya.

Lalu Ia duduk di sisi ranjang dan melihat baju yang ia kenakan, masih dengan seragam sekolahnya.

"gue.. Kayak kelupaan sesuatu, tapi apa ya." ucap Cika bermonolog.

Ting!

Tiba tiba pesan masuk dari hp miliknya. Gadis itu langsung meraih benda pipih yang berada diatas nakas yang tak jauh darinya, kemudian membuka room pesan yang masuk.

Papah

Cika kamu kemana kok dari berangkat sekolah sampe sekarang nggak pulang? Kalo nginep di rumah temen kabarin ya papah khawatir sama kamu.

Read.


Setelah mengetahui isi pesan itu, sontak Cika langsung berdiri dari duduknya.

"mampus bisa mati gue kalo papa nggak ada di rumah."

Dengan tergesa gesa gadis itu melangkahkan kaki nya berniat untuk pergi dari apartemen itu. Namun tiba tiba langkahnya terhenti.

Cika melirik Ciko yang masih setia menutup matanya. Cika merasa sudah merepotkan lelaki itu. Sedangkan dirinya tidak enak jika membangunkan Ciko.

Cika & CikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang