47. Keras Kepala

5.5K 392 44
                                    

Hai hai semuaaaa...

Terimkasih masih bersedia menunggu up date ku yaaa..

Dan karena aku sudah melewati 14 hari isoman dan sudah negatif, so aku bisa melanjutkan Candy yang sempet terhenti sejenak kemarin

Thank you buat kalian semua yang sudah mendoakan dan kasih semangat, big love buat kalian semua 💕💚💙


Happy reading 🥰



💕💕💕




"Hari ini ada jadwal ke Busan lagi, hun?" Nana merapikan setelan blazer warna navy di tubuhnya

Sejak Jenio semakin lancar berbicara, Nana memanggil Jeno dengan panggilan "Honey" atau sering dia singkat menjadi "hun", "love"  atau apa saja asal tidak "Jen" demi si kecil yang selalu menyebut dirinya "Jen" kecuali pada "kondisi tertentu"

"Iya... kalo sampai malam, mungkin menginap di sana juga" Jeno memasang Daniele Wellington ditangannya

"Baiklah, nanti kabari aja"

"Jadwal hari ini kemana?" Jeno menatap suami cantiknya dari belakang

"Jenio ikut ke Rumah Sakit setelah pulang sekolah, bunda sama mami ingin makan siang diluar dengan cucunya. Lalu aku harus ngecek Florist juga"

"Hmm... jadwal ke rumah papi kapan Jaem?" Jeno mendekati Nana yang masih berdiri di depan cermin

"Nyesuaiin jadwal kamu aja hun, minggu ini kalo kosong kita nginep disana" Nana memutar badannya dan bertemu dengan tubuh tegap Jeno

Dua tangan Jeno pun seketika melingkar di pinggang Nana dan disambut rengkuhan tangan Nana yang melingkar di leher Jeno

"Sudah lama kita tidak liburan" Jeno mengecup singkat bibir berwarna peach milik Nana

"Hmm.. hampir dua tahun, Jeno kecil sekarang sudah hampir lima tahun" Nana mengelus rambut bagian belakang kepala Jeno

"Huft.. lama sekali ternyata..."

"Tuan besar masih terlalu sibuk.." Nana menggoda Jeno

"Maafkan aku... aku janji kita akan liburan setelah ini. Sebutkan tempatnya dan aku akan membawamu kesana" Jeno menatap mata Nana dalam-dalam, mengelus pipi chubby kesukaannya lalu perlahan mencium belah bibir Nana yang mengulas senyum, kemudian sedikit melumatnya

Nana membalas ciuman manis Jeno yang masih selalu memabukkan bahkan setelah lima tahun mereka menghabiskan waktu bersama

"Unnghhh..." Nana melepas lenguhan kecil dari ciuman paginya bersama suami tercinta

"Jen... ssu-daahhh..." Nana menahan diri saat Jeno merambatkan ciumannya pada leher suami cantiknya

"Je-nnn... sshhhh.." Nana dengan susah payah mendorong tubuh kekar suami tampannya yang hampir kelepasan mencumbunya

"Nafsuin banget tau ga sih hmm" Jeno mencubit bibir Nana dengan gemas

"Mesum!! Kita sudah telat tau" Nana menjawab suaminya dengan pipi merona dan menjauh dari si kantong hormon yang sering tak pandai memilih waktu dan tempat untuk mencumbunya

"Ha ha ha... kamu kalo malu-malu kayak gitu, jadi ingat waktu pertama kali kita ciuman di depan pintu asrama kamu dulu" Jeno menggoda Nana yang sudah setengah mati menyembunykan rona merah wajahnya

"Udah lupa!!" seketika Nana meninggalkan Jeno yang masih terbahak di dalam kamar menuju kamar si kecil untuk diajaknya turun

Ceklek

C A N D Y || NOMIN  ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang