33. Ketulusan

5.7K 512 42
                                    

Enjoy the story lovely people



💕💕💕




"Jeno.." Jaehyun terkesiap melihat putra tunggalnya tiba-tiba masuk

"BAJINGAN...!!! Bugh! BUGH!! Bugh!!

Emosi yang meluap, sesak dada yang ingin diringankan, air mata yang tak kunjung bisa ditahan membuat Jeno murka mendengar sepupunya menggoda istrinya

"Jeno.. hentikan.. hentikan"

"Stopppp it... oh my god"

"Hyungg.. hentikan hyung"

Suara Mark dan Jisung bersahutan diantara suara Irene yang ketakutan

Mark dan Jisung mencoba menenangkan Jeno, menjauhkannya dari tubuh Eric yang tersungkur ke lantai seperti yang terjadi di lantai dua tadi, bedanya kali ini dia babak belur

Jeno tak memberinya ampun. Kekuatannya yang memang lebih besar dari Mark ditambah luapan emosi membuat Jeno terlihat seperti gorila yang mengamuk

Jaehyun menahan Jeno dengan merangkulkan lengannya, meredakan emosi putra sulungnya, mengelus punggungnya yang tersengal-sengal akibat nafas yang pendek-pendek

"Tenangkan dirimu... jadilah laki-laki dewasa... jangan gegabah, ingat kau akan menjadi seorang ayah" bisik Jaehyun di telinga Jeno

Jeno membalas pelukan Jaehyun, mengusap matanya yang basah. Dia sangat membutuhkan kekuatan dari orang tuanya seperti ini. Jaehyun menepuk pundak anaknya saat emosinya sudah terkendali.

Irene yang terisak manangisi putra bungsunya, menerima kotak p3k yang baru saja Jisung ambil dari tempatnya

Donghae duduk di sofa dengan rahangnya yang mengeras sambil memijit pelipisnya

"A-aku minta maaf pa-aman Lee,  Bi-bi Lee... aku ..." belum selesai ucapan tersendat-sendat Jeno, Donghae menghentikan

"Tidak Jeno... Kami yang seharusnya minta maaf, paman malu mempunyai anak yang tidak sopan kepada keluarganya sendiri. Maafkan paman, Nee?" Donghae mengusap punggung Jeno

Jeno mengangguk dan menunduk sopan, lalu mendekat ke arah Irene yang duduk di sofa sambil masih mengobati Eric

"Bibi... maafkan aku.." Jeno merendah di sebelah Irene, Irene dengan lembut menggeleng sambil menatap Jeno

"Bibi tak tau.. bibi tak bisa berkata-kata... Kalian laki-laki Lee selalu mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah. Hanya saja bibi tak suka kekerasan..." dengan bahasa inggris dan korea yang tak jelas dan air mata yang berlinang, Irene berkata "Maafkan kami Jeno, We're really sorry" sambil mengusap air matanya dan menyentuh lengan Jeno

Jeno mengangguk dan akan menyingkir dari Irene yang duduk dengan Eric, namun Eric seketika memanggilnya "Hyung..."

Jeno menghentikan pergerakan kakinya, tanpa menoleh mendengar suara Eric, tapi merasakan pergerakan Eric yang mendekatinya

"I just wanna say... forgive me.. i didnt know that He is suffering" Eric memegang tangan Jeno yang tadi memukulnya beberapa kali

Jeno menghela nafas panjang untuk menahan emosinya, hatinya masih terluka. "Asal kau tau, Jaemin sebelumnya mengalami trauma akibat dilecehkan hingga kasusnya masuk ke pengadilan. Setelah dia hamil, kami mengetahui bahwa kandungannya sangat lemah. Kondisi rahimnya pun kemungkinan tidak senormal orang lain. Dan atas kelalaianku dia bersedia mengandung anak kami. Begitu besar pengorbanannya untukku. Maafkan aku jika aku emosi. Tapi begitulah, aku akan menjaganya dari apapun yang menyakitanya"  suara Jeno bergetar menahan kembali emosi di dadanya

C A N D Y || NOMIN  ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang