23. Manis

6.5K 600 63
                                    


Hello again dear readers
Love you as always 💙🧡












Pukul 4:30 sore mobil hitam berisi tiga namja tampan itu sampai di Mansion keluarga Lee

Jeno sudah menunggu kekasih manisnya. Kebetulan Nana sempat mengirim pesan bahwa mereka sedikit terhambat oleh kemacetan lalu lintas

Saat mererka sampai di mansion, Jeno menyambut mereka bertiga dan menemaninya menuju bagian belakang rumah dimana pesta barbeque untuk keluarga mereka diadakan

Suasana ramah, asri dan teduh menyapa mata ketiga namja yang baru saja menginjakkan kaki pada rumput-rumput yang terpotong pendek dan rapih

"Oh, Helloo... aahhh pasti kamu Jaemin ya" Taeyong pertama kali menyapa saat dilihatnya Jeno membawa tamu undangan mereka.

Jeno meraih pinggang Nana perlahan agar kekasih manisnya itu tidak malu-malu bertemu keluarganya

Nana menyambut sapaan Taeyong sambil tersenyum dan sedikit menunduk hormat

"Salam kenal, Jaemin-imnida" Nana mengulurkan tangan

"Aiihhhh manis sekali" Taeyong menyapa yang lain dengan ramah, lalu menggandeng Nana dan mengajaknya duduk di sebelah kursinya

Nana menyapa semua orang dengan hormat saat Jeno memperkenalkannya dengan singkat, lalu Haechan menyapa Nana kemudian menyambut Renjun dengan akrab

Jeno mengenalkan Kun sebagai keluarga Nana, dan Renjun sahabat serta sepupu jauh dari Haechan

Suasana akrab dan meriah, Jeno yang bergantian membolak balikkan daging di panggangan, Jaehyun yang memilih dan meletakkan pada panggangan

Haechan kesana kemari membawa daging yang sudah matang ke piring dan meletakkan di meja

Renjun membantu Jisung menyiapkan Banchan dan minuman  dari dalam rumah.  Asisten rumah tangga ikut membantu mereka.

Sedang Taeyong hanya mengajak Nana duduk manis di kursi sambil bercengkrama ringan, karena Taeyong sudah menyiapkan bumbu-bumbu sejak siang tadi.

Nana sedikit sungkan dengan yang lain, karena dia tidak membantu. Tapi Taeyong melarangnya saat Nana akan beranjak membantu mereka. Bahkan Taeyong mengajaknya ngobrol santai atau sepertinya lebih banyak Taeyong memuji Nana yang terlihat manis dengan kemeja sutranya.

Saat semua sudah siap di meja dan semua orang sudah duduk, jam menunjukkan pukul 6 sore. Tepat sekali. Suasana sangat indah, langit jingga perlahan tenggelam digantikan gelapnya langit kota Seoul. Menu panggangan yang nikmat menusuk hidung membuat yang hadir segera menyantap dengan lahap

"Jadi Renjun sepupu jauh kamu, Chan?" Taeyong memulai pembicaraan sambil mengelap mulutnya perlahan dengan napkin di tangannya

"Iya mih, dan kebetulan juga kalo ternyata dia sahabatnya Jaemin. Renjun sepupu beda nenek sih sebenarnya. Jadi nenek aku, kakak dari neneknya dia. Tapi pas dulu masih kecil mama pernah mengajak aku tinggal di China, setahun lebih, aku tidak mempunyai teman, cucu yang seumuranku ya cuma si rubah ini. Jadi kami tumbuh bersama dan sangatttt akrab, ya kan Jun? " alis Haechan terangkat satu menggoda Renjun

"Ya! Kenapa kau masih memanggilku rubah!" Renjun memprotes dengan suara tertahan

"Karena seperti itulah dirimu. Kecil, lincah ga mau kalah, kayak rubah" jawab Haechan santai

Yang ada disana pun tertawa mendengar perdebatan mereka. Renjun sangat malu dan meminta maaf atas sifatnya

"Tidak apa-apa Renjunie.. kami bukan orang-orang yang terlalu menomer satukan formalitas. Apalagi kamu sebentar lagi juga bagian dari keluarga kami, betulkan sayang?" Taeyong menatap suaminya

C A N D Y || NOMIN  ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang