Kasus Besar

1.4K 95 6
                                    

Setalah menjalani pemeriksaan medis, lalisa kini kembali ke aktifitas normal bersama para member blackpink.

Seperti hari biasanya mereka berlatih dengan keras, keseriusan dalam karir mereka tekuni bersama.

"Yak, kalian semua harus bisa memberikan penampilan yang memukau. Jangan lembek, kau?! Jisoo rileks lah?! Dan kau?! Rose powermu mana?! Lalisa?! Jangan terlalu semangat woi?! Dan kau Jennie fokus?! Jangan ada istirahat sebelum kalian kompak dalam hal gerakan?!" Teriak sang pelatih.

Melihat kondisi tubuh mereka yang mulai kehabisan energi, seseorang merasa tidak nyaman.

Orang itu adalah teddy park, "hey bisakah kau mengistirahatkan tubuh mereka?"

Sang pelatih menatap diam saja, lalu dahinya berkerut "apa yang kau katakan, mereka haru profesional tuan Park. Apa kau memanjakan merek, ini demi kita semua meski mereka gadis tapi tetap saja itu resiko dari dunia hiburan ini" datarnya tidak terima dengan saran Teddy.

"Kau memang pelatih mereka, tapi bisakah kau bayangkan jika tubuh itu semakin dipaksa semakin tidak bagus. Ini sudah 4 jam mereka nonstop berlatih, tapi ingatlah bahwa mereka adalah gadis bertalenta tinggi perusahaan kami menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Hey, klaim berhentilah sejenak istirahatkan fikiran kalian dan minum air serta makanlah buah itu" Teddy melambaikan tangannya dan tentu saja member bp masih tidak bergerak mereka hanya ingin sang pelatih menyuruh mereka.

Tatapan staf kini menuju ke arah pelatihnya, "ya...ya..ya.. klaian istirahat lah dulu jam dua kita lanjutkan" pelatih itu mengangkat tangannya.

Lalu ia berjalan kearah pintu, seb Lum tangannya menyentuh knop pintu sebuah tangan menepuk pundaknya.

Pelatih itu berbalik dan melihat jika pria yang menepuk pundaknya itu adalah Teddy.

Menaikkan sebelah alisnya seolah berkata "ada apa?"

Teddy terkekeh kecil, "ayo kita keruanganku sebentar, akan kujelaskan situasinya"

Tanpa berkata apapun mereka menuju lift ke ruang khusus Teddy bekerja.

"Duduklah, dan silahkan minum jangan sungkan"

"Jelaskan maumu Teddy, kau tau aku adalah pelatuh BP. aku merasa kau melanggar aturan yang ada, itu adalah kawasan ku melatib mereka.. dan kau terlalu memanjakan mereka" raut kecewa pelatih terlihat jelas.

"Tidak, aku hanya menolong orang yang sudah hilang tekad"

Pranggg?!

Sang pelatih melemparkan gelasnya kelantai hingga pecah.

Iya berdiri dengan emosinya "KAU TERLALU MEMANJAKAN MEREKA TEDDY?!"

"Hey duduklah jangan langsung marah. Aku sudah bilang aku akan menjelaskan sesuatu" santai teddy, sang pelatih duduk sambil memijat pelipisnya.

Keduanya kini diam sambil mengontrol emosi, terutama sang pelatih.

Teddy sengaja memberikan jeda dan menyuguhkan air putih serta beberapa cemilan agar emosi mereka reda dan bisa meluruskan masalah yang ada.

"Kau terlihat lebih tenang, sekarang akan kujelaskan sedikit tentang apa yang terjadi, kami sgfamily mengedepankan kualitas terbaik, rasa nyaman dan kepercayaan yang antara staf dan para idol yang ada, bahkan aktris, aktor ataupun artis semua akan kami lindungi dan selalu kami bimbing dengan baik. Dengarkan aku ini bukan mengejar target pasar saja tapi?" Teddy menjeda kalimatnya.

Hal itu membuat sang pelatih semakin tidak sabar "langsung keintinya saja Ted"

Teddy tersenyum lebar, "begini, kami menjunjung tinggi anak didik kami. Kami tidak ingin menjadikan mereka stres berat dan kami tidak ingin menjadikan mereka mesin uang. Mereka memiliki batas tertentu, dari tindakanmu yang melatih mereka cukup menguras fikiran mereka. Hal itu akan memacu mereka menjadi lebih mudah lelah dan stres serta itu bisa membuat diri mereka sakit. Kami memiliki jadwal latihan 8 jam sehari semalam untuk fisik dan sisanya untuk vocal itu bebas, istirahat kan mereka dan yakinlah bahwa mereka itu gadis cerdas. Jangan selalu menekan dan mengejar target yang tidak ada batasnya. Lakukan bertahap saja oke?" Teddy berusaha memberikan arahan ke pelatih. Dan seakan memahami pelatih mengangguk.

JENLISA VS MEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang