TERLEWATKAN

4.1K 203 4
                                    

🕵

👭

🐾

Keesokan paginya, suasana yang nyaman untuk berinteraksi secara umum kini sudah tidak bisa lagi beraktivitas. Dua sejoli yang telah menyatukan diri kini masih terlelap tidur seakan tak peduli dengan lingkungan sekitar, dimana jisoo yang sedari jam 6 pagi sudah mengedit, mengetuk, menendangi pintu kamar tidur Jenlisa bahkan suara teriakan sang unnie tertua itu tidak pernah digubris oleh mereka. Rose? Dipati hari rose selalu menjadi sosok yang kalem dan polos aktivitas fisik yang ia lakukan hanya bangun pagi, membersihkan kamar tidur, mandi, berpakaian, makan, tak lupa ia memberi makan pada hewan kesayangannya si duo ikan.

Bukannya rose tidak ingin membantu jisoo membangun kan duo bucin, rose hanya menahan diri dan cari aman dari sang kucing apalagi aktifitas panas semalam tentu saja rose tahu bahwa Jenlisa melakukan hal sakral. Membayangkan saja membuat tubuhnya panas, yang ia inginkan hanyalah mengemas sedikit pakaiannya lalu pergi menikmati liburan bersama keluarga intinya.

Namun saat melangkah keluar dari kamarnya rose berpapasan dengan jisoo yang terlihat kesal, dengan sikap santainya rose menghampirinya lalu memeluk tubuh unnienya "unnie, mereka tidak akan bangun awal. Ayo pergi, keluarga kita sudah di bawah. Mmuuaacctt" dengan sigap rose menarik koper mininya lalu melesat pergi.

Tinggallah jisoo yang masih bengong melihat tingkah laku adiknya, "pasti ini ajaran dua bucin di dalam kamar ini, rose sudah mulai nakal. Hiiiiiiii...." Bergidik ngeri mengikuti jejak rose (efek jomblo jadi agak gimana jika itu tentang cinta-cintaan).

Setelah kepergian chaesoo menit berganti menit, lalu jam berganti jam suara dering telepon seluler silih berganti namun tidak ada yang mengubrisnya. Duo sejoli itu masih terlelap padahal ini sudah jam 11 siang.  Ini bukan malas tapi yaaa itu efek samping dari anuu...

Sementara itu, diluar dorm terlihat ada wanita yang cantik berusia sekitar 40an gurat wajahnya yang cantik dan kencang serta pandangan mata tajamnya menatap pintu dorm yang belum terbuka lebar, sesekali ia menelpon nomor yang tertera di layar hpnya. Namun nihil tidak ada jawaban, dengan helaan nafas panjang ia pergi meninggalkan dorm karena percuma sudah 30 menit lamanya ia menunggu belum juga anaknya muncul.

"Apa mereka berdua sudah berangkat? Atau? Tapi, kata staf Jennie dan Lisa belum keluar dari dorm? Apa yang mereka lakukan? Perasaan ku jadi tidak enak"gumamnya lirih melangkah menuju lift.

Jam 2 siang waktu Korea Selatan, akhirnya dua orang itu kini bangun tidur. Rasa pegal, sakit sekujur tubuh mereka benar-benar menguras energi, Lisa kini duduk memandangi tubuh naket sang kekasih mengagumi keindahan yang terpancar dari wajah Jennie, wajah mereka bersemu merah mengingat bahwa mereka telah melakukan penggeledahan tubuh bahkan penyatuan zona terlarang.

"Sayang, sepertinya kita terlambat bangun" ucap Lisa melihat handphonenya lalu matanya terbelalak.

"Ouhhh shit?! Eomma sudah berangkat ke Thailand, dan.. dan... Panggilan masuknya banyak sekali... Aisss... Mati aku... Sayang, maafkan aku.." Lisa kini menunduk lesu ia tidak menyangka bahwa mereka berdua tertidur pulas sampai lupa waktu.

Jennie yang sedari tadi hanya diam saja, sambil menahan diri untuk tidak bergeming. Rasa sakit di selangkangannya kini menjalar keseluruh tubuhnya. "Auuuuchhh sakit hon" matanya berkaca-kaca menahan perih.

Mendengar keluh jennie Lisa segera merapatkan badannya dan mengelus punggung sang kekasih, "sayang, sebelah mana yang sakit. Obat... Ya... Obat... Kau butuh obat sayang... Dan..." Lisa menjeda kalimatnya ketika Jennie menunjukkan area selangkangannya yang sakit terlihat ada noda darah dan cairan putih kental yang telah mengering. Bukan menolong Lisa malah menatapnya dengan penuh nafsu libidonya naik bahkan juniornya makin menegang.

JENLISA VS MEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang