32; pamit

945 130 5
                                    

cahaya matahari menyeruak ke dalam kamar Jisung hingga membuat si empu terbangun, melihat wanita yang masih tertidur di dalam pelukannya dengan senyuman kecil, cantik, pikirnya.

beberapa lama Jisung memandangi wajah tenang Sasya yang masih tertidur, ia tidak bosan melihat wajah Sasya dan melupakan kejadian semalam.

"eung" erang Sasya pelan saat ia bangun dan melihat wajah Jisung tepat di depannya membuatnya terdiam.

"eum.. cung?" tegur Sasya ragu

"eeh, iyaa maaf kak hehe" Jisung yang menyadari hal tersebut langsung duduk di pinggir ranjang sambil merapikan rambutnya.

"Jisung.. sarapan dulu nak" teriakan mamanya Jisung membuat Jisung membalikkan badannya ke Sasya "kita sarapan dulu yuk kak" ajaknya dan langsung diiyakan Sasya.

"sini sini makan dulu" ajak mamanya Jisung

"ah iya tante" balas Sasya sopan

mereka makan dengan tenang dengan sedikit-sedikit berbincang.

sekarang Jisung dan Sasya sedang duduk di taman belakang rumah Jisung.

"kak.." panggil Jisung

Jisung ingin membicarakan kejadian semalam tapi ia ragu bagaimana memulai pembicaraan tersebut.

"kakak ngundurin diri ya cung.." ucap Sasya yang tau akan kemana alur pembicaraan mereka

"tapi kenapa kak?"

Sasya menghela nafasnya sebelum membalas pertanyaan Jisung dan melihat Jisung dengan senyuman kecilnya.

"kakak cuma ngerasa, kakak ga terlalu cukup buat jadi manager kalian, kakak minta maaf yaa"

"engga! kakak udah sangat cukup buat kami, kakak ga boleh pergi ninggalin icung! icung cuma mau kakak! please.."

"tapi kakak udah gabisa cung, kakak minta maaf yaa, sampein permintaan maaf kakak juga sama yang lain, dan terimakasih udah mau terima kakak selama ini, terimakasih buat semuanya"

"kak.."

"kakak udah ngerepotin keluarga kamu juga, kakak pamit sekarang aja yaa"

"kak Sasya, please jangan.. icung sayang kakak, icung ga mau kakak pergi, icung mohon.." Jisung menahan tangan Sasya yang masih menatapnya sendu

Jisung menundukkan kepalanya dan tangannya setia menggenggam tangan Sasya, Jisung diam-diam menitihkan air matanya, ia tak sanggup kalau Sasya harus pergi dari jangkauannya, Sasya yang selama ini sangat perduli padanya, Jisung sangat sayang kepada Sasya.

Sasya mengelus kepala Jisung pelan dan mengangkat kepala Jisung agar menatapnya.

"hei, liat kakak, kamu anak baik, kamu bisa tanpa kakak, kamu tunjukin kalo walaupun tanpa kakak kamu bisa, kamu selama ini berjuang tanpa kakak dan buktinya kamu sampe kek gini, jadi ikhlasin kakak pergi yaa, kakak ga bakal hilang kontak sama kamu, kakak juga bakal sering-sering ketemu kamu kalo kamu mau, tapi kakak ga bisa buat jadi manager kalian lagi, tolong ngertiin kakak ya cung.."

Jisung memeluk Sasya erat dan membenamkan kepalanya di bahu Sasya, menangis sejadi-jadinya, ia sangat tidak mau berjauhan dari Sasya tapi ia bisa apa? ini keputusan Sasya dan ia tidak bisa memaksa kehendaknya.

To Be Continue

double up tapi pendek lagi hehe, maafin.. aku lagi bingung juga ini alurnya berantakan banget dari yg aku duga😭😭

🌙----. Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang