CHAPTHER (09)

839 83 26
                                    

"Nyonyaa anda tidak boleh kecapean"
"Nyonya biar saya saja"
"Nyonya istirahat saja"
"Nyonya hati hati"
"Nyonya... "
"Nyonya... "
"Nyonya... "

DuK

Haruto melempar lap dapur yang sudh ia cuci dan mendarat sempurna dimuka seseorng yang sedng berbicara melarang nya.

"Panggil nyonya lagi gue lempar nih panci?!!" tanya haruto mengangkat panci yang akan dia cuci.

Niki, sang korban yang dilempari lap dapur yang basah menatap datar haruto. "Basah asu, mukaa gueee~ " ucapnya lalu mengambil tissue disana dan mengelap wajahnya.

Niki itu teman semasa kualiah haruto, dan dia bekerja direstoran ini sebagai pengganti kalau haruto tidak ada. (Seperti sekertaris haruto:)

Haruto menghirau kan niki dan terus mencuci panci serta beberapa piring kotor. "Lagian ya ru, lo kok kesini? Kan lagi hamil gak boleh kecapean" ucap niki membuang tissuenya.

Iyap, semua pegawai restoran ini tau bahwa atasan mereka tengah hamil. Dan mereka senang akan itu.

"Gabut"

Niki bergirik ngeri, "unfaedah banget ye gabut lu? Ga nyoba buka tutupin kulkas? Terus liat lampunya padem?"

"Gak, mending liatin semut rangrang yang lagi bangun sarang!"

Niki memutar bola matanya malas, lalu mengambil beberapa piring kotor yang dibawakan oleh salah satu pegawai, "eh ru.. Lo mau temenin gue gak?"

"Naon?" tanya haruto yang masih setiap mencuci piring.

"Gue ada janji sama dokter yang kerja dirumah sakit suami lu itu. Hehe temenin dong kesanaa"

Haruto mengerutkan dahinya, "sama dokter siapa? Perasaan lu kagak punya doi berpropesi dokter deh nik?"

Niki berdecak kecil, "gini.. Lu tau ga? Dokter yang mengotopsi mayat?" jedanya, "namanya osaki shutaru"

"Osaki shotaro kali goblok!"

"Iya iya ituu, temenin gue ya ketemu sama dia" ucap niki.

"Ogaahh! Ngapain juga mau ketemu sama dokter yang mengotopsi mayat? Lu mau ngotopsi diri sendiri ha?"

Tiba - tiba sebuah spons yang masih berbusa mengenai muka haruto, you know lah siapa pelakunya.

"NIKI!"

"Ppftt.. Maaf anjirr itu muka lu ada busanya woe!" niki segera mengambil tissue dan memberikan nya kepada haruto.

"Jadii,, mau yyaa??"

Haruto menatap datar niki setelah mengelap mukanya, "lo mau ngapain si?"

"Gini, lu tau kan? Ka- "

"Engga"

"Dengerin dulu kadal!" jedanya, "gini.. Lu tau kan kakak gue? Kakak tiri guee yang dari korea!"

"Hm, iya.. Knp emang?"

"Tau lah bang yohan itu detektif, naah skrng ini dia dapet kasus baru.. Tentang pembunuhan seorng aktris singing, tau kan kasus itu?"

Haruto mengangguk pelan seraya melanjutkan mencuci piring nya, "tau.. Yang aktris itu ditemukan mati dengan keadaan tergeletak dan disebelahnya ada secangkir kopi? Yang ternyata kopi itu dicampur sianida?"

Niki ikut mengangguk, "iya! Nahh bang yohan minta tolong sama gue, kan tu mayat aktris nya hari ini hasil otopsi keluarr.. Dia minta sama gue buat periksa soalnya dia kagak ada waktu lagi"

"Ya sebagai adek yang baik, niki harus tolongin doongg.. Jadi, temenin ya ruu. Gue sedikit trauma si sama rs hehe" lanjut niki.

"Trauma kenape lu?"

Keizoku [継続] Yoshinori - Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang