"Lo jangan murung gitu mikirin dia, ajal tuh datang tiba-tiba tanpa sepengetahuan kita jadi di ikhlasin aja dan jangan banyak pikirin. Niki tuh ga tenang kalo ngeliat lo nangisin dia terus."bujuk Jihan.
"Jangan terlalu banyak pikirin dia juga sayang, kasihani otak dan kepalamu. Kamu tuh gampang sakit kepala karena banyak pikiran, bener kata kakak kamu, kamu harus ikhlas sama takdirnya Niki."tambah Nazwa yang ikut membujuk anak bungsunya.
Mereka bertiga, Nazwa, Jihan, dan Azura sudah ada didalam mobil menuju kesekolah.
Azura sedari tadi menunduk memikirkan Niki dan Jihan bersama bundanya seringkali membujuknya tetapi Azura tidak bisa mengontrol diri sekarang.
Bukan cuman Niki yang dia pikirin, tetapi keputusan Jahya sama dia kemarin yang bikin pikiran Azura kalang kabut.
Kemarin sore Azura tidak sempat menjawab pernyataan Jahya karena bus telah datang menjemput mereka.
Didalam bus saja mereka saling diam-diaman.
Apalagi pas sudah sampai di halte menuju rumah masing-masing dimana jarak rumah mereka berlawanan.
Di sisi lain, Jahya terus-terusan juga memikirkan hal itu.
Kini bersama Satya, belum akrab tetapi ini suruhan Angga karena Angga jarang melihat kedua anaknya itu berinteraksi dan Angga pun beralasan untuk mereka tetap semobil berangkat dan pulang dari sekolah.
Jahya mau berangkat sendiri tetapi Angga bersikeras menuntut anak bungsunya itu.
Jadi didalam mobil mereka saling diam-diaman tanpa membuka mulut bahkan menoleh juga tidak pernah.
Satya ingin bertanya sesuatu dan menurutnya itu penting tetapi dia gengsi.
Jahya juga gitu, yang intinya mereka berdua sama-samaan gengsian.
"Gua-"
Keduanya menoleh dan saling menatap heran satu sama lain.
"Lo aja kak."kata Jahya mengalah dahulu.
"Lo aja, keknya lo yang lebih penting."elak Satya.
"Gua ngalah duluan."terka Jahya lagi, kali ini pilihan Satya untuk bertanya pada adiknya itu.
"Azura udah punya pacar."
"Udah ga ada."
"Maksudnya?"
"Niki udah meninggal, kemarin sore."
Satya hampir tidak membelokkan mobilnya pada arah jalan belok kekanan, dia tersentak kaget dengan balasan Jahya barusan.
"Seriusan?"
Mengangguk datar.
"Meninggal kenapa?"
"Dicabut nyawanya."
"Gua serius."
"Kecelakaan."jawab Jahya bete.
Lagian Satya banyak tanya padahal dia ga kenal siapa Niki, apalagi Jahya.
"Innalillahi wa innalillahi roji'un."lirih Satya.
"Berarti Azura kosong lagi dong."tanya Satya ke Jahya.
Jahya mengendikkan bahunya tak tahu.
"Ga tau."
"Ini kesempatan lo buat buka hati ke dia. Dia tuh suka sama lo awalnya tapi karena dia tahu lo suka sama Jihan makanya dia mundur dan didapetin sama Niki, tapi waktu mereka singkat banget."ucap Satya prihatin dengan nasib Azura.
Jahya sedikit menunduk, sedikit menyesal dan merasa kasihan dengan Azura.
Pernyataannya kemarin aja belum dijawab, dibalas, bahkan ditanggapi sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince | End
Teen Fiction[BELUM REVISI] start:08.05.2021 end:08.08.2021 •agloliviaray