(23)

112 20 21
                                    

Seiring penampilan skater dari Satya banyak penonton yang bersorak-sorai dan memberi tepuk tangan saking luar biasanya Satya.

Jihan begitu terpaku dengan penampilannya, begitu indah dan lincah saking profesional nya Satya.

Tangannya guna menutupi mulutnya yang sedari tadi hanya menganga disepanjang penampilan Satya.

Dan Azura pernah sekali menonton Satya selama Satya masih jadi atlet skater dan itupun penampilan terakhir dari Satya.

Dia menoleh kearah kakaknya, "Keren kan?"tanyanya untuk meyakinkan Jihan.

Jihan hanya mengangguk perlahan, dia tidak bisa berkata-kata saking kerennya Satya.

Azura yang melihat respon Jihan hanya terkekeh lalu menoleh lagi kearah Jahya yang duduk disampingnya sambil tersenyum.

Jahya malah menoleh kearah Azura dan memberi senyum yang tak kalah manis lagi dan Azura mampu dibuat salting olehnya.

Enam menit Satya menari dengan lancar dan alunan musik pun detik per detik berakhir.

Satya langsung berpose indah sebagai penutup penampilannya.

Sontak semua penonton berteriak memanggil namanya, tak lupa dengan tepuk tangan yang meriah dan menggemahi arena sekarang.

Sesudah itu dia menunduk hormat lagi lalu mengamati sekitar penonton dan mulai tertuju kearah Jihan.

Dia tersenyum cerah kearah Jihan, Jihan begitupula sambil mengeraskan tepuk tangannya.

Jihan langsung memberi acungan jempol dikedua tangannya sambil berbisik bisu, "KEREN!"

Satya terkekeh kecil lalu menoleh kearah pelatihnya, Zafran, dan mulai jalan menghampiri pelatihnya yang sedang berdiri di pinggiran.

Pak Zafran bertepuk tangan dan menghampiri Satya yang mulai datang menghampirinya.

Zafran langsung memeluk erat Satya, dia merindukan penampilan Satya dulu dan sekarang Satya tampil lagi dengan gaya berbeda tetapi vibes skaternya dahulu tidak pernah pudar.

"Makasih banyak nak sudah tampil untuk mewakili pertandingan dari bapak."ucap Zafran sambil memeluk erat Satya.

"Iya pak, sama-sama."

Pelukan rindu dari mereka berdua pun berhenti ketika rekan dan keluarga Satya datang menghampirinya.

"Bagus Satya, kamu benar-benar keren."puji Nazwa bangga dan langsung memeluk Satya sebentar.

"Makasih Tan, ini berkat dukungan kalian semua."balas Satya tak kalah bangga lagi.

Jihan daritadi senyum cengar-cengir menatap Satya, sudah tampil Satya tetap keren.

Semua orang memuji Satya disana, selepas itu Satya beralih menatap Jihan yang masih posisi tadi.

"Makasih Han, udah hadir hari ini."ucap Satya sambil tersenyum menampakkan gigi dan lesung pipitnya yang jarang dilihat orang lain.

Jihan mengangguk sambil tersenyum cerah, "Iya kak!"serunya.

.
.
.
.
.

Kini pengumuman juara;

Satya berdiri di pinggiran bersama Zafran begitupun teman lombanya juga.

Pemenang ketiga diraih oleh sekolah lain yang Satya tidak kenal, dan Satya berharap di posisi kedua atau pertama adalah dia pemenangnya.

Pemenang kedua pun sama dari sekolah lain yang beda dengan sekolah pertama tadi, Jihan makin antusias pengumuman tingkat pertama sesudah ini.

Semua orang juga antusias menanti juri untuk mengumumkan nama pemenang pertama.

Ice Prince | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang