(26)

99 20 0
                                    

Satya yang habis ke ruang OSIS sama rekan lainnya langsung terusan ke kantin. Dimana arah kantin yang mereka lewati harus lewat didepan kelasnya Jihan.

Kesempatan buat pura-pura nengok terus sapain Jihan, tapi yang ia lihat lewat jendela orangnya ga ada dan dia lihat Jahya lagi nyatat sesuatu ditempat duduk guru.

Jadi dia ga mau ambil pusing, kalo udah selesai makan dia bakal lewat lagi disini buat mastiin Jihan ada disekolah atau enggak.
.
.
.
.
.
Pas balik dari kantin Satya sama rekan-rekannya lewat didepan kelasnya Jihan tapi dia belum melihat batang hidungnya.

Satya mulai kepikiran kalo hari ini Jihan ga hadir disekolah.

Pandangannya mulai menatap sembarang arah karena memikirkan itu, entah kenapa kalo lagi mikirin Jihan dia bisa secemas ini.

Tapi pandangannya tidak sengaja beralih kearah jendela perpustakaan dimana orang yang ia cari telah ada di sana.

Dia pengen kesana tapi harus izin sama teman-temannya. "Gua ke perpustakaan dulu, kalo udah masuk panggil gua."ucapnya lalu segera berlari kecil kearah sana.

Mirvan dan Arjuna yang lagi diberi amanah sama Satya langsung cengo. "Keknya Satya mulai bucin deh sama Jihan, katanya dia ga bakal suka sama cewe."ucap Arjuna yang masih menatap punggung Satya dari kejauhan.

Mirvan menimpali, "Itulah ciri-ciri calon buaya, udah mulai bucin dan ngingkarin semua perkataan dan perbuatannya sendiri. Ayo ke kelas, biarin dia bucinin jodohnya orang."sarkas Mirvan lalu mendahului Arjuna pergi ke kelas.

Arjuna makin penasaran dan heran sama perilaku Satya akhir-akhir ini yang udah sedikit berubah dari perilakunya yang dulu.

Dia makin ngingetin dimana Satya dan Jihan di rumorin dekat yang udah bikin seantero sekolah heboh.
.
.
.
.
.
Satya nyamperin meja baca Jihan dan kebetulan perpustakaan lagi sepi-sepinya yang tersisa dirinya, Jihan, dan beberapa guru lainnya yang ikut berbincang dengan beberapa karyawan tata usaha disana.

Jihan melotot ketika Satya duduk disampingnya sambil pakai almamater OSIS, dimana Satya sendiri merupakan wakil ketua OSIS disekolah.

"Kok?"

Satya menunjuk buku yang sedang dibaca Jihan sekarang, buku itu adalah buku yang bertajuk'Ice Prince' dimana buku itu adalah buku yang sering dibaca oleh Satya.

Jihan sadar kalo dia lagi baca buku itu, dia langsung senyum cengingiran lalu menutup buku itu.

Satya masih ga nyangka aja, Jihan baca buku itu karena apa yah sampai-sampai dia baca.

"Saya penasaran sama buku ini kak, buku yang sering kakak baca di perpustakaan jadi saya pinjam bolak-balik bukunya dan ternyata ceritanya bagus."jawab Jihan memulai dimana dia tahu sangat ekspresi tanya dari wajah Satya.

Satya menggaruk tengkuknya sambil tersenyum, "Baca aja, gua udah tamatin cerita itu berkali-kali saking bagusnya."balasnya.

Jihan mengangguk, buku ini sangat bagus dan sangat rekomendasi. Emang Satya ga salah pilih buku.

Cukup lama mereka berdua disana karena bel istirahat yang harusnya berubah menjadi bel masuk tak kunjung berbunyi.

"Jihan..."

Merasa namanya dipanggil, dia menoleh dengan wajah penuh tanyanya.

Satya yang memanggil Jihan hanya menatap lurus kedepan lalu menoleh kearah Jihan dengan tatapan penuh arti.

Ice Prince | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang