hukuman

34 13 9
                                    

Gatha yang masih terlelap, kamar yang gelap, bunyi alarm yang sudah berdering berapa kali tidak membuat gatha berkutik sedikit pun, gatha masih terlelap, sampai sampai teriakan bila tidak di gubris oleh nya.
Mau tidak mau bila menuju ke kamar putri nya itu dan benar saja Putri kesayangan nya masih terlelap, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan wajah nya tenggelam di bawah selimut, bila langsung saja membuka korden membiarkan matahari masuk ke dalam kamar yang bernuansa purple itu.

"Sayang ayo bangun, udah jam setengah 7" ucap bila yang duduk di samping ranjang putri nya.

Gatha yang hanya bergumam untuk menjawab pertanyaan dari sang mama, mata nya sungguh berat. Rasa ngantuk masih menguasai nya.

"Tha ayo bangun nanti kamu telat loh nak" titah bila yang menyingkirkan selimut dari tubuh putri nya itu. "Bangun iya, mama tunggu di meja makan, 20 menit belum turun, mama suruh kamu naik ojol "lanjut bila yang mengecup kening gatha lalu meninggalkan Putri nya yang masih setengah sadar.

Gatha yang masih belum sepenuhnya sadar, ia masih memejamkan mata nya, rasa ngantuk dan mata nya tidak bisa di buka sedikit pun, saking berat rasa ngantuk, tapi ia harus bangun dan bergegas untuk pergi ke sekolah, ia tidak mau di hukum karna telat datang ke sekolah. Mau tidak mau ia langsung saja bangun dan mengikat rambut nya asal, menuju ke kamar mandi.
Setelah 15 menit ia di kamar mandi, ia keluar dari kamar mandi, pakaian sekolah nya sudah lengkap di tubuh nya, gatha menuju meja rias dan duduk di hadapan cermin, yang memantulkan bayangan nya di cermin, gatha melepaskan ikatan nya dan membiarkan rambut nya tergerai, ia sengaja tidak mengikat rambut nya dan membiarkan tergerai sangat indah, gatha menyisir nya dengan perlahan, ia mempunyai rambut panjang sebahu, dengan rambut yang begitu kecoklatan itu membuat dirinya sangat cantik, setelah itu ia mengoleskan lipstik yang tidak begitu cerah, menyatu dengan dengan warna bibir nya,  setelah selesai ia segera turun dan menuju ke meja makan di sana sudah ada kedua orang tua nya dan vano, ia hanya memutar bola mata nya malas, gatha langsung saja duduk di meja makan. Ia duduk bersebelahan dengan cowok nyebelin yang selalu bikin dia frustasi.

"Morning ma, morning pa "ucap gatha sambil mengoleskan selai coklat di atas roti."

"Morning tuan Putri "jawab Bryan dan bila barengan. "Vano kamu gak ucapin juga hm! "Lanjut Bryan melihat ke arah dua remaja itu."

"Ogah banget pa. Nanti di sekolah juga bakal ada yang ngucapin morning ke dia"

"Berarti gua banyak fans nya tha" ucap vano percaya diri, membuat gadis di sebelah nya memandang dengan datar."

"Emang lu artis apa Banyak fans nya! dih pede banget hidup lu Van "

"Semacam itu sih tha, tapi kan benar kan tha gua emang punya fans, setiap kali gua Dateng banyak yang neriakin nama gua "

"Mungkin mereka khilaf, kan lu gak beda jauh sama monyet"

"Kalo gua jadi monyet, lu jadi gajah" balas vano, sambil memakan roti yang di berikan kepada gatha untuk diri nya."

"Mama liat sih vano. Masa gatha di bilang gajah! Gatha kan cantik,imut, manis masa di samain sama gajah ma" adu gatha kepada bila, bila yang melihat ekspresi  putri nya yang kesal hanya tertawa."

"Vano bilang bener kan Tan. Kalo gatha mirip gajah"ucap vano yang membuat gatha memukul lengan cowok itu, membuat vano meringis kesakitan."

"Vano lu sekali lagi nyebelin gua potong leher lu, terus pala lu gua jadiin panjang di musium! Terus gua kasih tulisan kepala monyet yang memiliki banyak cewek segudang "ucap gatha, sambil memakai sepatu nya."

Mereka bertiga yang mendengar ucapan gadis itu tertawa, melihat tingkah gatha yang kesal kepada vano. Bryan dan bila yang melihat putri nya begitu kesal hanya bisa tersenyum dan menggeleng geleng kepala nya, mereka berdua sudah terbiasa melihat aksi kedua remaja itu, dan udah jadi makan sehari hari bagi Bryan dan bila. Melihat Vano dan gatha yang berantem dan vano selalu membuat putri nya itu kesal.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang