Welcome to chap 16!
Jangan lupa untuk vote dan tinggalkan jejak komentar!^^
Happy reading~
.
.
.
Dia tak salah dengar, suara wanita dan wajah yang berderai air mata itu adalah Kim Jisoo. Dia terikat di sebuah bangku kayu dengan kain yang menggantung di lehernya. Seokjin yakin kain itu adalah kain yang tadinya menutup mulut Jisoo."Kau suka kejutanku?"
Atensi Seokjin beralih pada Tuan Kim. Lelaki yang Seokjin saja kini enggan panggil dengan sebutan ayah itu membakar ujung rokoknya dan menyesapnya.
"Papa yang merencanakan ini semua?"
"Kalau iya memang kenapa?"
Air muka Seokjin berubah. Rahangnya menegang dan tangannya mengepal. Marah? Tentu saja.
"Kenapa papa melakukan itu? Dia salah apa?!" Gertak Seokjin
Tuan Kim menatap masam wajah putranya lalu mematikan rokok dan sengaja menghembuskan asap ke wajah Seokjin sehingga anak itu terbatuk.
"Dimana sopan santunmu Kim Seokjin?"
"Apakah itu masih diperlukan? Papa bahkan berbuat seenaknya,"
"Kim Seokjin jaga bicaramu,"
Seokjin bangkit dari duduknya, "Kenapa? Papa merasa tindakan papa salah kan? Oh ya aku bahkan tau kalau papa hanya menganggapku mesin uang, iya kan?"
Tuan Kim diam sementara Seokjin merasa sedikit lega karena ia yakin hati papa nya sedikit tersenggol. Tapi sepersekian detik kemudian Seokjin mengurungkan perasaan itu. Salah, ia salah besar.
"Lalu? Kau yang selama ini memberontak dan kau yang selama ini mengacaukan semua rencanaku, kau pikir kau pantas menyandang gelar putra Kim? Kau beruntung karena kau masih bisa menghasilkan uang, karena kalau tidak…,"
Tidak ada kata kata lain yang bisa menggambarkan perasaan Seokjin saat ini. Terluka, batinnya sangat terluka. Dengan terang terangan sang ayah mengatakan hal itu.
"Hah...hahah… kalau begitu lepaskan aku saja, aku tak mau ada di keluarga ini lagi, menyandang gelar sebagai putra dari orang gila membebani diriku,"
Alis Tuan Kim menukik tajam, oh dia sangat tidak suka perkataan Seokjin barusan.
"Bodyguard," panggil Tuan Kim
Segera 4 orang bodyguard berbadan besar itu mendatangi Tuan Kim.
"Kurung Seokjin di bangsal bekas di ruang bawah tanah, jangan biarkan ada yang membebaskannya, tembak siapapun itu jika dia mencoba membebaskan Kim Seokjin,"
Mata Seokjin membulat. Terlebih ketika bodyguard itu mendekat dibarengi dengan teriakan Jisoo.
"Kim Seokjin tolong aku! Mereka menyekapku di ruangan bau obat ini! Kim Seok—"
Dan seketika layar menghitam. Panggilan terputus dan kedua tangan Seokjin sudah di genggam erat.
"Keputusan ada ditanganmu, bersama tapi mati atau… berpisah tapi melupakan? Xixixi,"
Seokjin menatap tak percaya ayahnya. Terlebih pada 2 orang manusia di sisi ayahnya. They betrayed him.
"Bawa dia, kunci dan jangan sampai dia lolos sebelum besok fajar,"
"Baik!"
Tubuh Seokjin bergeser kala orang orang bertubuh besar itu menyeretnya.
"Yak! Lepas! Aku putranya!" Seokjin memberontak tapi tak di gubris
![](https://img.wattpad.com/cover/265865518-288-k295457.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME ||JINSOO|| HIATUS
Romance~ •° Saat 2 warna yang berlawanan bertemu dan melebur menciptakan sebuah makna yang dalam°•~ °°° Bagaimana jadinya jika kau harus memata matai kehidupan mantan kekasihmu sendiri? Itulah yang Kim Jisoo rasakan. Ia pikir menjadi mata mata akan selama...