Setibanya di kantor pagi ini, sebelum ke atas aku pun singgah dulu di Avenue untuk membeli kopi.
Beberapa orang sudah mengantri. Aku pun ikut mengantri. Tidak lama kemudian, giliranku untuk menyebutkan pesananku.
"Flat white pakai espresso shot satu. Regular size."
"Ada lagi, Kak?"
"Nggak, itu aja," balasku sambil tersenyum.
"Hai, Bi."
Aku menoleh ke belakang. Ada Azi yang berdiri di belakangku.
"Oh, hai!"
Di antara semerbak harum kopi di kafe ini, aku masih bisa mencium wangi parfumnya yang begitu sopan masuk ke indera penciumanku, selaras dengan wajahnya yang tampak segar dan menawan. Aku yakin para perempuan di lantainya selalu dapat mood booster tambahan setiap pagi dengan kehadiran Azi.
"Udah lama nggak kelihatan. Ke mana aja?"
"Nggak ke mana-mana. Lagi banyak kerjaan di atas," jawabku setengah bohong. Padahal aku memang malas keluar kubikel selama beberapa hari belakangan karena... tahu sendiri lah.
"Mau beli kopi?" tanyaku lagi.
"Iya." Azi mengangkat sebuah tumbler berbahan stainless steel di tangannya.
Senyumku mengembang. "Nice cup."
Ia tersenyum. "Biar nggak disindir lagi sama Anda..."
Aku tertawa kecil. "Oh, ternyata Anda gampang dipengaruhi ya!"
"Ya, kan, demi kelestarian lingkungan," candanya dengan nada sombong.
"Mau pesan apa, kak?" si mbak cashier bertanya. Kini giliran Azi untuk memesan.
"Large Americano satu," jawab Azi sambil menyerahkan tumbler di tangannya ke mbak cashier.
"Ada lagi?"
"Nggak, itu aja."
"Kita lagi ada promo Butter Croissant beli dua gratis satu, Mas."
Azi berpikir sejenak lalu melihatku. "Lo mau Croissant?"
"Gue? Umm..."
"Oke, boleh deh. Yang dua dipisah ya," kata Azi ke mbak cashier tersebut, padahal aku belum sempat mengiyakan.
Setelah membayar, kami pun mendapatkan pesanan minuman kami masing-masing dan Azi mendapatkan tiga Butter Croissant yang sudah dihangatkan.
"Nih." Ia menyodorkanku satu kantong yang berisi dua buah Croissant.
"Loh... gue yang satu aja, Zi! Thanks." Cepat-cepat aku menukarnya dengan kantong satu lagi yang hanya berisi satu buah croissant dari tangannya.
"Lo mau stay di sini dulu atau langsung ke atas?" tanyanya.
"Langsung ke atas. Entar gue dicariin Mbak Tari."
"Oke. Gue juga."
Kami pun sama-sama keluar dari Avenue dan pergi menuju lift untuk kembali ke atas.
"Hari Sabtu ikut volunteer nggak?" tanya Azi. Awalnya aku tidak begitu yakin acara volunteering mana yang dia maksudkan karena perusahaan kami memang cukup sering membuat acara CSR setiap bulan. Lalu teringat olehku e-newsletter dari kantor yang sempat aku baca sekilas kemarin mengenai acara volunteering di sebuah SD sederhana di daerah Petamburan, di mana para karyawan yang berpartisipasi bisa mengajari mereka Bahasa Inggris secara kasual. Tentu saja Bahasa Inggris level mudah yang sesuai dengan usia mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia
ChickLitTanpa disangka Binar bertemu dengan mantan pacarnya ketika kuliah dulu, Dirga, di sebuah perusahaan geotermal tempat ia bekerja. Sejak saat itu mereka kerap bertemu secara tidak disengaja, memunculkan berbagai kecanggungan sekaligus kejadian lucu ya...