1. Interogasi.

404 61 53
                                    

"Terjebak friendzone selama bertahun-tahun itu cukup menyiksa, lho. Mau nyobain gak?"

***

"Ini mobil kenapa lagi sih?!"

"Aneh banget gila! Malem-malem kok mogok, mana sepi lagi. Jangan sampai lah ini gue cosplay jadi anak Indihome!"

Kaisar mendumel kesal memperhatikan kap mobilnya yang terbuka. Dia sangat lelah karena baru saja bisa keluar dari kantornya.

Iya, Kaisar meneruskan kuliahnya sambil bekerja di kantor milik ayahnya dan sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Kaisar berdecak kesal, dia berkali-kali berusaha menghubungi satu persatu temannya, tapi tidak ada juga yang mengangkat. Sungguh sial.

Drtt...

Kaisar langsung memperhatikan ponselnya dan mengangkatnya sebelum ponselnya kembali mati.

"Halo? Siape nih, malem-malem nelpon. Gue abis boker." Kaisar mendengar suara gaib diseberang sana. Suara itu sangat khas dan mudah sekali dikenali.

Diky.

Astaga, kenapa dari semua temannya malah makhluk ini yang mengangkat telponnya.

"Gue Kaisar, cepetan jemput gue!"

"Ngapain jemput? Cepetan, jalan aja lah lu anjir, nyusahin lu Mamat. Gue mau bobo!"

"Ngelantur lo? Lo sadar, kan?"

"Gue sadar kok, cuma gue ngerasa liat bintang Fir'aun. Gila," gumamnya membuat Kaisar merasa lebih frustasi.

"Telponan sama lo bikin gue lebih tertekan ya!"

"Anu, itu. Gue tadi makan banyak banget air, bukan ketan."

Makan banyak air? Air itu minuman.

Dan, ketan? Kaisar bilang tertekan, kenapa malah ketan?

"Lo ngomong apa sih? Lo kenapa? Kerasukan setan bolot?"

"Gak tau gue juga."

Fiks, Diky mabok angin.

"Lo lagi sama siapa?"

"Solo."

"Lo dimana?"

"Rumah Rama, sama Randy, sama Aksa sama King juga."

"Katanya solo?!"

Sumpah Kaisar gregetan, andai saja Diky bukan temannya dia sangat siap untuk memutilasi anak itu dengan samurai yang sangat panjang dan tumpul.

"Iya emang solo, didalam toilet gue nya. Ya gue lagi boker, kan gue udah bilang! Lo budeg?"

"Jemput gue, Dik. Mobil gue mogok!"

"Ya udah."

"Lo jemput gue, kan?" Entah kenapa Kaisar tidak yakin dengan Diky. Bagaimana jika dia tidak datang? Bagaimana jika dia tertidur dan melupakan Kaisar?

"Iye!"

"Bener ya?!"

"Hm ... oh ya tapi ..."

Kaisar menghela napas lelah. "Apalagi?"

"Gak papa, gue selesain boker dulu ya. Mau ikut?"

"Gila lu, mabok?" Itu pertanyaan yang sedari tadi ingin sekali ditanyakan Kaisar.

"KAGAK! WAH LU PITNAH!"

I Know We're Just Friend, But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang