16. Sebuah Perbedaan.

211 54 105
                                    

"Lucu ya, kita sudah lama bersama. Sudah lama saling tatap, sudah lama saling mengenal satu sama lain. Kita pernah hampir happy ending sebelum akhirnya ada keputusan takdir untuk on going kembali."

***

Kaisar menghela napas gusar, dari tadi pagi dia mencari Indah. Kaisar sangat mengkhawatirkannya, apalagi katanya Indah terlibat masalah dengan Tamara, kakak tingkatnya.

Kaisar melirik ponselnya yang bergetar. Dia menghela napas kembali, dia kira itu dari Indah, ternyata Theo.

"Hallo."

"Kaisar kapan pulang?" Kaisar tersenyum kecil mendengar suara itu.

"Sebentar lagi."

"Cepetan pulang, Theo ngeselin. Theo ganggu terus!" Kaisar terkekeh pelan mendengar aduan menggemaskan itu.

"Iya, ini mau pulang."

"Cepet ya."

"Iya."

"Kaisar."

"Iya?"

"Kaira boleh makan cokelat yang ada didalam kulkas gak?"

"Jangan. Nanti biar gue beliin yang baru aja ya. Itu punya Queen, nanti dia marah."

"Satu aja gak boleh?"

"Bukan gak boleh, cuman nanti malah kena marah Queen, emangnya mau?"

"Enggak sih. Queen serem kalau lagi marah."

"Makanya tunggu gue aja ya. Bentar lagi pulang."

"Udah di jalan ya, Kaisar nya?"

"Em ... belum. Masih nunggu Indah."

"Oh, masih lama ya nunggunya?"

"Gak tau, tapi kayaknya Indah gak mau pulang bareng gue deh."

"Indah masih marah ya sama Kaira?"

"Emangnya Indah pernah marah ya?"

"Indah gak pernah bilang dia marah ke Kaira. Tapi, kata Queen Indah marah ke Kaira. Dia marah banget, dia gak suka Kaisar sama Kaira."

Kaisar terdiam sejenak. Apa Indah benar-benar semarah itu pada Kaira?

"Kaisar?"

"Iya?"

"Kata Lisa, Kaira itu ngeselin, caper, rebut Kaisar dari Indah. Semuanya gak suka sama Kaira. Semuanya benci Kaira. Kaira pergi aja ya, Kaisar?"

Iya benar, semuanya tidak suka pada Kaira. Haruskah Kaisar memindahkan Kaira? Ke Apartemennya misalkan. "Mau pergi kemana emangnya?"

"Kaira gak tau. Kaira takut, Kaisar. Kaira takut mereka marah."

"Kenapa takut? Emangnya mereka pernah pukul Kaira? Mereka pernah nyakitin Kaira?"

"Enggak. Tapi takut, Kaisar. Kaira sama Theo, Theo doang yang mau ngomong sama Kaira. Mereka semua cuekin Kaira."

"Ya udah, gue pulang sekarang juga. Tunggu, ya. Jangan dimatiin telponnya."

"Iya, Kaisar."

Kaisar menuju berjalan menuju parkiran. Dia tersenyum mendengar ocehan Kaira, lucu sekali. Kaira itu menggemaskan, Kaisar menyukainya. Tapi ...

"Ammar!"

Kaisar  menghentikan langkahnya dan menoleh melihat kearah asal suara. Itu seperti suara Indah, tapi Kaisar tidak menemukan siapapun.

I Know We're Just Friend, But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang