7. Tidak Apa-apa.

216 44 37
                                    

"Dia emang kurang ajar, datang lagi tanpa diharapkan dan kembali membuat kenangan yang hanya sebentar."

***

"Theo kenapa?" Queen menghampiri Theo dengan berlari kecil. Dia terkejut melihat pipi Theo yang memar dan terlihat bercak darah di ujung bibirnya.

Theo diam tidak menjawab, jujur saja dia masih shock. Dia ingin menghindari kemarahan King, karena dulu dia pernah terkena tonjokkan King karena lalai menjaga Queen. Dia kira Kaisar tidak akan menonjoknya seperti itu, ternyata dugaannya salah.

"Theo, astaga! Lo dikeroyok anak mana?!" Melihat Helena yang heboh dan akan menyentuh luka dibibir Theo, Aksa langsung menariknya dengan cepat untuk menjauhkan Helena dan Theo.

"Yo! Lo jangan diem aja! Ini kenapa lo semua biarin Theo kayak gini?!"

"Jangan bilang kalian semua kalah dan numbalin Theo?" Lisa bertanya dengan sarkas. Dia mengambil kotak P3K dan menarik Theo duduk.

"Theo kasian! Queen mau datengin orang yang udah nonjok Theo biar King tonjok balik." King terkekeh kecil matanya menatap Kaisar mengejek dan bersiap melayangkan tinjuannya pada Kaisar.

Queen menutup mulutnya terkejut, kenapa King menonjok Kaisar? Apakah?

"KURANG AJAR! SIALAN!" Kaisar menutupi wajahnya dengan kedua lengan karena mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Queen.

"Tolongin gue, bisa?!" King hanya diam dan tersenyum tipis, biarkan saja. Biarkan Kaisar sok jagoan itu dipukuli Queen. Ini jelas bukan Kaisar, sahabatnya.

Setahunya Kaisar itu selalu lebih bisa memakai logikanya sebelum bertindak, Kaisar bukan juga laki-laki yang mudah melampiaskan emosinya.

Menonjok Theo seperti itu membuat King yakin kalau Kaisar sedang memendam sebuah rasa.

Entah bagaimana, King juga tidak tau. King hanya senang dan khawatir. Dia senang karena Kaisar kembali bisa membuka hatinya. Tapi dia juga khawatir pada satu gadis.

Iya, Indah. King sangat tau kalau Queen sangat menyayangi Indah, King juga sudah menganggap Indah seperti saudaranya sendiri sekarang. Dia merasa khawatir dengan Indah, dan perasaanya.

Mungkin saja pukulan dari Queen dan tonjokan yang diberikan King tadi bisa menyadarkan Kaisar.

"Kaisar kok jahat! Kenapa Kaisar nakalin Theo? Emang Theo salah apa?!"

Kaira mendekat pada Theo yang sedang diobati Lisa. Dia hanya diam dan menatap Theo.

"Kaira, lo kenapa? Darimana?" tanya Lisa mengalihkan perhatian semuanya.

"Ta—tadi ada A—Alex." Kaira merasa sangat bersalah, dia kasian pada Theo. Jika saja dia tidak bersama Theo, Theo tidak mungkin seperti ini.

"Alex?"

Kaira mengangguk, dia menyentuh pipi Theo dengan jari telunjuknya sangat pelan. Dia hanya penasaran dan ingin melihat luka Theo.

"Alex siapa?"

"Akhh! Sakit!" Kaira gelagapan dan berkali-kali meminta maaf pada Theo karena tidak sengaja menekan lukanya.

Kaisar menarik tangan Kaira dan membuatnya terkejut. "Siapa Alex! Jawab yang bener!"

"A ... Theo ..." Theo meringis pelan karena Kaira kembali memanggilnya. Theo tidak ingin terkena masalah lagi karena Kaira, dia tidak berani menatap Kaira.

"Kai, biarin dia sama Theo," tegur King melihat wajah takut Kaira. Dia bahkan hanya menunduk menatap ujung sepatunya.

Kaisar menghembuskan napasnya kasar, dia melepaskan tangan Kaira dan membiarkannya kembali duduk disebelah Theo.

I Know We're Just Friend, But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang