15. Teman baru?

205 54 99
                                    

"Mending dong sok pahlawan daripada kamu, udah tau lemah kok dilawan. Rendahan?"

—Indahanying.

***

Indah turun dari motor Jason dan langsung pamit padanya tanpa menunggu.

Ini pertama kalinya Indah tidak berangkat bersama Kaisar. Dia sempat melihat mobil Kaisar dan berangkat secepatnya agar bisa menghindar untuk sementara darinya.

Perhatian Indah teralihkan oleh kerumunan didepannya. "Ada apa sih didepan?" tanya Indah penasaran.

"Ada yang dibully sama kak Tamara."

Bully.

Kata itu kadang membuat Indah merasa takut. Dulu, dia sering bahkan bisa dibilang selalu mendapatkan bullying.

Indah berusaha mengabaikannya, tapi dia tidak bisa.

Indah berusaha membelah kerumunan dan akhirnya bisa melihat siapa apa yang terjadi.

"Lo tuh kalau jalan ya liat-liat! Apa lo gak mampu beli kacamata lagi?!"

Indah mengatur napasnya, dia merasa takut. Tapi, dia juga kasian pada gadis yang ditarik rambutnya itu.

"Permisi," kata Indah berusaha mengeraskan suaranya.

Tatapan sang pembully. Tamara, teralihkan olehnya.

"Bisa diselesaikan dengan baik-baik aja gak kak? Gak baik nyelesain masalah pakai kekerasan kayak gitu."

"Lo siapa ngatur-ngatur gue?!"

"Aku Indah. Mungkin aku bukan siapa-siapa, mungkin aku gak ada hak buat ikut campur. Tapi ... aku rasa, aku perlu ikut campur."

Tamara terlihat menatap Indah dengan menelisik. "Oh, elo pacarnya Kaisar? Lo gak usah sok berkuasa deh cuma karena lo pacar Kaisar doang."

Indah terkekeh pelan. Rasa takutnya perlahan menghilang karena mendengar ucapan Tamara. "Sok berkuasa? Kamu perlu cermin? Gak mampu beli cermin?"

Tamara terdiam. Dia kira Indah tidak akan berani menatap apalagi melawannya.

"Kenapa diam? Perlu aku belikan cermin?"

"Lo kok sok banget sih!"

"Aku bukannya sok. Aku cuma mengatakan apa yang ada didalam kepalaku."

"Ngeselin banget lo ya!"

"Maaf. Aku gak bermaksud bikin kamu kesal," sahut Indah berusaha santai.

"Pergi dari sini!"

"Aku akan pergi kalau kamu janji dia akan baik-baik aja!"

"Gak usah mau jadi sok pahlawan!"

"Mending dong sok pahlawan daripada kamu, udah tau lemah kok dilawan. Rendahan?"

"Kurang ajar lo ya!" Tamara sangat kesal karena dirinya merasa diejek dan banyak yang setuju dengan Indah secara terang-terangan.

Indah menutup wajahnya spontan karena melihat Tamara yang akan menyiramnya dengan satu cup air ditangannya.

Bruk...

Indah terkejut karena tubuhnya tiba-tiba didorong oleh seorang pria dan langsung mengenai Tamara.

Indah tidak bisa melihat wajah pria itu karena tubuhnya yang jangkung. Tamara shock, wajahnya basah kuyup karena tumpahan minumannya sendiri.

Tangan Indah ditarik keluar kerumunan tanpa sepatah kata apapun. Indah tersenyum tanpa sadar, dia merasa ... dejavu.

I Know We're Just Friend, But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang