why i can't stop thiking about u?
***
Jika murid lain pada umumnya akan menuju ke kantin saat waktu istirahat, maka lima gadis ini berbeda. Mereka sudah tiba di halaman belakang sejak beberapa menit lalu usai bel istirahat berbunyi. Tak lain dan tak bukan untuk mendengarkan cerita Azel dan apapun yang terjadi dibelakang mereka.
"Oke, jadi gue harus mulai dari mana?" Azel menatap satu persatu temannya yang sudah mati penasaran dengan gadis itu.
"Ya, dari awal. Kenapa bisa lo datang sepagi itu ke sekolah?" balas Natha dengan penuh rasa keponya.
Azel menelan ludahnya gugup. Ia berikir untuk beberapa saat. Gadis itu menggigit kukunya sebelum akhirnya kembali tegap dan mengangguk. Mereka berempat harus tau akan hal ini.
"Gue bakal cerita, asal kalian janji bakal tutup mulut. Gimana?" tawar Azel lalu menatap Jessica penuh maksud. Bukannya tak percaya, tapi Azel hanya takut Jessica tiba tiba keceplosan pada kekasihnya. Kan bahaya.
"Iya iya, gue diem. Janji deh!" ujar Jessica paham maksud tatapan itu.
"Eum, oke. Kalau gitu izinkan gue mulai dari perkenalan,"balas Azel ambigu.
"Perkenalan?" beo keempat temannya kompak, "Kan kita udah kenal kamu, Zel," lanjut Glora bingung.
"Iya, emang bener. Tapi lo semua kenal gue sebagai Vazelia Conteta A bukan sebagai Vazelia Conceta Adhipramana." Penuturan Azel hampir membuat Jessica berteriak jika saja Nara tak membekapnya.
"Lanjut, Zel," pinta Nara.
"So yeah, my real name is Vazelia Conceta Adhipramana. As you all know, i'm a little sister of Vazaleo Praska Adhipramana, leader of Cakrapa generation 24. Dan gue juga.."Azel menahan ucapannya. Tenggorokannya seakan tercekik untuk kembali melanjutkan perkataanya.
"Azel, we know that. Turut berduka cita ya,"papar Glora mengelus punggung tangan Azel yang gadis itu kepal erat erat.
"Gue baru tau, Bang Leo punya adek," celetuk Natha seakan gagal menjadi gudangnya informasi.
"Masuk kedalam Cakrapa udah diimpikan Bang Leo dari dia SMP. Dia suka balap soalnya. Tapi begitu tau dunia Cakrapa tidak sebatas balapan di sirkuit serta perang dengan geng lain, abang mulai mempertimbangkan keselamatan adek adeknya. Mungkin dia udah paham betul betapa bringasnya Vicobra ke Cakrapa. Karna itu abang saranin mamah bawa gue ikut beliau ke Amerika," terang Azel panjang lebar.
"Artinya sampai sekarang, gak ada yang tau lo adeknya Bang Leo? Ketua Cakrapa sebelum Rafa gak sih?" tanya Nara lebih jelas.
Azel mengangguk. "Huum, dia ketua sebelum Rafa. Karna kejadian itu makannya masa jabatannya dipercepat biar bisa lebih banyak ambil waktu untuk pemulihan dan healing. Dan karna ini juga gue ada sepagi itu di sekolah. Soalnya Rafa udah tau ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael
Teen Fiction"bagai hiu kelaparan dalam laut yang tenang." Ini bukan hanya kisah si ketua geng motor yang harus melindungi semua anggotanya. Bukan juga kisah seorang gadis yang membutuhkan perlindungan sang pria. Ini lebih dari itu. Tentang prioritas, kepercayaa...