13. Permintaan pertama

2.5K 151 7
                                    

naikan kualitas diri, bukan malah ngerendahin diri sendiri kayak gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

naikan kualitas diri, bukan malah ngerendahin diri sendiri kayak gini.

***

"Pagi semuaa!" suara riang itu langsung menjadikan Azel sorot perhatian kelas. Terlihat dari wajah gadis itu, ia sedang berbahagia sekarang.

"Pagi juga Azel!"

"Pagi cantik!"

"Pagi juga calon pacar!"

Jawaban terakhir dari Ridho membuat Azel tertawa. Ia tahu pria itu bercanda.

"Heh, Vazelia! Sini lo. Lo harus di interogasi!" cetus Jessica cepat.

Azel melangkah dengan memelas. "Iyaa apa cayang?"

"Cayang cayang! Kemana lo semalam?!" Jessica menoyor pala Azel yang malah senyam senyum sendiri.

"Jalan jalan," Azel melirik Nara yang yang sedang melihatnya kesal, "Ya Allah serius gue kaga kenapa napa. Lagian ada orang suruhan lo, Nar."

"Iya tapi gak usah nekad juga! Kalo lo kenapa napa kan bahaya!" lontar Nara khawatir.

"Iya, Zel. lo kalo kenapa napa tadi malam, gue bakal ngehukum diri sendiri karna ngasih tau lo alamatnya," timpal Natha ikut merasa cemas.

"Ih, jangan gitu. Maaf deh, bikin khawatir," tutur Azel menyesal, sedikit. Karna sebenarnya ia benar benar menikmati malamnya tadi.

"Jadi, gimana?" tanya Glora ambigu

"Gimana apanya?" Azel bingung.

"Ih, gimana PDKTan nya sama paketu?" Glora tersenyum penuh maksud. Raut wajah Azel sebenarnya sudah menjelaskan semuanya.

"IHIY AZEL PAL IN LOF!!" pekik Jessica mengundang banyak perhatian.

"HAH SAMA SAPA?" tanya salah seorang siswa kaget.

"Eh, apa apaan?! Kagak ada, kagak," elak Azel ikut kaget. Sembarangan sekali Jessica.

"Bohong kalo gak, tuh liat sapa yang di depan pintu," ujar Nara membuat Azel langsung menoleh.

Sial! Dia tertipu, disana hanya ada Bu Yasmin yang akan mengisi jam pertama hari ini.

"Maksud gue kan, Bu Yasmin. Bukan yang lain," kelakar Nara menahan tawa.

"Au deh, ngeselin," ujar Azel kesal. Tapi benar juga, kenapa Azel malah berharap ada Rafa.

"Udah, gak usah ngambek. Entar di kantin juga ketemu kok," bisik Natha menggoda gadis itu.

Azel hanya menyenggol Natha dengan sikunya untuk menutupi rasa malu. Asli deh, Azel ini kenapa malah mesam mesem begini setelah bahas Rafa. Otot pipinya seakan tak ingin berhenti tersenyum.

***

Jam istirahat tiba. Koridor yang semula sepi kini padat dengan para siswa. Kebanyakan sih ke kantin dan beberapa pergi entah ke perpustakaan, lapangan, atau tempat lain sesuai urusan masing masing. Dan Azel memilih untuk ke toilet sebentar untuk urusan perutnya. Sejak pelajaran perutnya melilit seakan ingin mengeluarkan ususnya dari dalam sana. Bisa saja ia izin, tapi sayang jika ia terlambat mengumpulkan tugas.

RafaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang