12. Perenungan

2.4K 158 10
                                    

jadi, sudah sedalam ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jadi, sudah sedalam ini?

***

Azel berjalan memasuki arena balap itu dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya serta masker yang ia kenakan. Azel berani sumpah jika ia ketahuan berada disini anak Vicobra, maka dia akan habis juga malam ini. Pasalnya, posisinya kali ini berada di kursi penonton dimana sisi kanannya terdapat anak Vicobra dan sisi kirinya terdapat anak Cakrapa. Dan orang yang kemarin Azel pukuli saat membantu Marshel itu ada diantara kerumunan gengnya. Azel sangat ingat muka itu. Tapi kenapa baru sekarang terasa ngerinya?

Azel terus menonton dengan cermat. Dari cara Daffa menyelip, belok dan melewati tikungan tajam. Kini Azel benar benar hanya memperhatikan Daffa. Bahkan gerak gerak Daffa selama berada diatas motor pun Azel perhatikan. Hingga semua berakhir, Azel memperhatikan bagaimana Daffa memberhentikan motornya serta turun dari motor. Benar benar sedetail itu.

Seandainya bisa, rasanya Azel ingin tetap disana. Namun para penonton lain sudah ikut keluar hingga membuat Azel tak ada pilihan lain. Ia bisa, tapi itu tidak akan aman karna pasti akan ada yang curiga. Atau mungkin bisa jika dia bersembunyi dan sebuah cela gelap yang tak jauh dari area parkir disana yang paling cocok untuk dia bersembunyi.

Tidak lama seharusnya jika saja anggota Cakrapa tak ikut keluar dari sana. Tapi aneh, kenapa bukan Rafa yang berada di barisan depan melainkan Ardhil lah yang disana. Azel ingin mencari tahu lagi tapi waktu tak mendukung ada baiknya gadis itu bergegas sekarang karna kawasan ini sedikit rawan preman.

"Woi, ada cewe!" seru seseorang saat Azel hendak menaiki motornya.

Sudah Azel bilang, disini memang rawan preman. Buktinya sekarang sudah ada 5 orang yang berjalan kearahnya. Ada yang botak, setengah botak, tinggi, gemuk dan ada yang kurus. Yang tadi berteriak ialah si kurus.

"Widih, boleh juga nih. Mau ikut kita gak neng?" goda si botak menatap Azel penuh maksud. Ah, tatapan itu membuat Azel ingin mencolok matanya.

"Gue sibuk. Pergi lo pada," tolak Azel hendak memakai helmnya namun tertahan oleh si tinggi. Pria itu malah merebutnya lalu memegang tepat pada vistor helm Azel.

"Sial lo! Lepasin helm gue!" gertak Azel marah. Vistor nya yang ia jaga agar tetap semulus mungkin malah sekarang di kotori oleh pria gila ini.

"Wuis santai dong,"balas si tinggi tertawa.

Bugh!

Azel menendang kuat perut pria itu. Ia benar benar marah sekali sekarang. Diliriknya si gemuk ingin membalas pukulannya namun dengan cepat Azel menahan tangan pria itu lalu memelintirnya kebelakang.

"Aw, aw, bos tolongin. Anjing lo lepas!" keluh pria itu pada si gemuk. ah ternyata si gemuk itu bos mereka.

Si gemuk tentu tak tinggal diam ia dengan cepat melayangkan pukulan pada Azel namun sayang gadis itu justru menggeser tubuh si tinggi hingga pukulan itu tepat mengenai rahangnya. Azel kembali menggeser tubuh si tinggi kearah si setengah botak yang ingin menghajarnya. Dan mendorong si tinggi juga kearah si kurus yang mau menendangkan dari belakang.

RafaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang