i just really love you.
***
Malam ini semesta seakan sangat mendukung kedua sepasang kekasih ini untuk bersama. Ah, bukan hanya malam ini tapi hari ini. Karna benar benar hampir seharian Aska dan Jessica terus bersama menjalani hari ini. Kata Jejesnya Aska sih, "Today's special for boyfriend day with my lovely boyfiee!!"
Sejujurnya jika ditanya mengapa Jessica mau bersama Aska sedangkan banyak orang yang memiliki kelebihan lain yang terus mengejarnya, jawabannya adalah karna Aska adalah sosok sederhana yang istimewa.
Jika mereka sedang tak bisa makan di restoran mahal ataupun cafe, Jessica justru lebih setuju jika Aska mengajaknya makan lalapan di pinggir jalan. Atau menikmati sunset di pinggir pantai, atau juga sekedar bermain ayunan bersama anak kecil di Panti Asuhan Ibu Marshel. Bahagianya Jessica hanya jika ia sudah berada dalam rangkulan Aska. Tidak lebih dan tidak kurang. Entah dimana pun itu dan kapanpun itu. Aska tetap menjadi sumber bahagianya.
Contohnya seperti sekarang. Bingung ingin kemana lagi sepulang bermain di panti asuhan, Aska dan Jessica sedari tadi hanya berjalan mengitari kota bersama motornya. Membiarkan angin sepoi sepoi merembus kulit Jessica yang tak tertutupi jaket sbari gadis itu bercerita banyak hal.
"Terus sepupu kamu marah?" tanya Aska merespon cerita Jessica.
"Gak, pundung doang. Padahalkan aku gak sengaja tumpahinnya. Udah aku buatin yang baru juga. Bahkan buatan aku lebih makyus daripada yang sebelumnya. Emang dia doang yang lagi mau PMS," jawab Jessica membuat Aska tersenyum tipis mendengarnya.
Motor itu kemudian berhenti pada sebuah taman mini yang tak terlalu ramai namun indah pemandangannya. Jessica tak banyak bertanya untuk apa mereka berhenti, karna yang sudah ia katakan tadi. Jessica menyukai apapun bersama Aska, karna ia percaya pada pacarnya.
"Duduk bentar, aku beliin minum. Suara kamu mulai serek," ucap Aska kemudian meninggalkan Jessica sebentar.
Pria itu balik dengan dua tangan yang memegang botol minuman dingin. Kata Jessica, minum air hangat saat suaranya serak hanya membuat keadaan semakin parah.
"Tau gak sih, aku kadang bingung di kehidupan sebelumnya aku tuh ngapain ya sampai sekarang Tuhan ngasih kamu untuk aku," papar Jessica tanpa melirik Aska sama sekali. Tangannya memainkan botol yang sudah berkurang seperempat isinya.
"Kamu nyelamatin hidup aku, Jes. Entah dikehidupan sebelumnya atau pun sekarang dan seterusnya." Aska mengelus lembut puncak kepala Jessica.
"Mana ada, aku gak pernah tolongin kamu kayak Azel yang pernah tolongin Rafa. Aku gak pernah juga ada buat kamu pas kamu lagi perang atau pusing. Kamu ini, apa gak salah ambil jodoh ya?" Jessica berfikir sambil mengetuk jari jemarinya pada dagu membuat Aska terkekeh gemas.
"Kamu aja yang gak pernah sadar. Kamu gak perlu kayak Azel, karna jauh dari itu kamu benar benar nyelamatin aku. Kemarin bokap nyokap aku berantem, Je. Aku kaget karna Mama bilang mau cerai. Makannya pas disekolah pagi pagi banget aku samperin kelas kamu. Liat kamu berasa semua yang ada dipundak aku hilang. Andai kata aku gak ingat kamu, mentalku gak bakal sebaik sekarang, sayang."
Penuturan Aska membuat Jessica bungkam. Kaget, sangat. Selama berpacaran, Aska selalu menceritakan keharmonisan keluarga. Namun apa yang disampaikan pria itu barusan, tak habis pikir Jessica tentang keadaan pacarnya saat itu.
"Ska.. kamu sekarang baik baik aja? Mama papa masih berantem? Mama baik baik?" tanya Jessica khawatir.
Lagi, Aska tersenyum tulus menanggapinya. "Baik. Udah damai lagi. Mereka nurunin ego masing masing karna sadar kemarin sama capek sampai kebawa emosi."
"Alhamdulillah, kamu mah lain kali tuh ngomong langsung. Jangan diem diem, aku ada loh disini. Kamu boleh keluarin semua perasaan kamu ke aku. Aku khawatir, Ska," papar Jessica yang hampir menangis.
"Iya, sayangku, cantikku, cintakuu. Jangan nangis dong, entar jelek aku tinggal nih," goda Aska mengusap lembut kedua mata kekasihnya itu.
"Ah, kamu! Diem dulu aku-- ihhh gak tau!!" Jessica mendengus kesal karna emosinya tak terkontrol baik. Airmatanya justru menetes membuat gadis itu malu sendiri.
"Ululu cantik banget pacar aku. Sekarang gak boleh bilang kamu kurang atau gak pantas dapat aku ya. Karna aku justru bersyukur banget ketemu kamu, kenal kamu dan jadi pacar kamu. Kamu itu support system banget buat aku, Jeje," ujar Aska serius.
"Iyaaa, makasih yaa sayangg. Anw, sebelum pulang, once again happy boyfriend day! if u feel lucky to have me, i felt that too. eum, maybe more. Soalnya, YA SAPA SIH YANG GAK BERUNTUNG DAPATI COWOK SEJENIS KAMU GITU LOH. KALAU KAMU ADA MANTAN JUGA AKU MAU BERTERIMA KASIH KARNA SUDAH SIA SIA IN KAMU JADI AKU BISA DEH DAPAT KAMU!" seru Jessica penuh ekspresi membuat Aska tertawa karna ulahnya.
"Iyaa, sayang, iyaa. Untung ya, aku gak punya mantan. Atau kamu mau jadi mantan aku?"
"MAKSUD LO?????"
"Jadi mantan pacar aku, kita ubah status jadi pasutri, gimana?" Aska mengedipkan sebelahnya matanya mengode kearah Jessica. Sungguh jika ada kaca, mungkin Jessica bisa melihat seberapa merah wajahnya.
"Ngomong doang, datang ke rumah enggak," cibir Jessica bangkit dari duduknya.
"Oh, yaudah. Yok gas malam ini," balas Aska ikut berdiri.
"HEH GAK SEKARANG!!"
"Terus kapan??"
"Ya nanti, aku mau sekolah dulu."
"Gak usah sekolah, kita jualan pop ice aja." Aska tersenyum geli melihat Jessica yang pundung.
"DIH, GAK MAU!!" tolak Jessica pergi menuju motor Aska terparkir.
"Yaudah kalo gak mau, aku sama cewek lain aja." Aska semakin gencar menggoda gadisnya itu.
"IH, I HATE YOU, BOY!"
"I love you too, my girl!"
***
aku gabut jadi yaaa, gini hehehe.
happy bf day for Rafa, Aska, Ardhil, Marshel dan Baim. Esp, mark lee and my future husband hehehe 😁
okeyyy see youuu on chapter 36 💗
with love,
mairah anak papa bunda
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael
Teen Fiction"bagai hiu kelaparan dalam laut yang tenang." Ini bukan hanya kisah si ketua geng motor yang harus melindungi semua anggotanya. Bukan juga kisah seorang gadis yang membutuhkan perlindungan sang pria. Ini lebih dari itu. Tentang prioritas, kepercayaa...