ASTHA DASA - DELAPAN BELAS
« Strange »
~~~
Selamat Membaca!!!
🎭🎭🎭
Fernando sebenarnya sangsi jika penyebab Ranita bunuh diri hanya karena ancaman Reynard. Hal tersebut terbukti saat melihat bagaimana reaksi beberapa temannya ketika diberi tau Ranita bunuh diri. Mereka rata-rata agak cuek meski sempat terkejut. Bahkan, hanya Fernando dan beberapa orang penasaran yang menjenguk Ranita, sisanya tidak. Tony dan Hendra sendiri terlihat enggan ikut melihat kondisi Ranita dan memberikan berjuta alasan. Teman-temannya yang penasaran itu pun sepertinya telah beranjak duluan untuk kembali ke kelas setelah melihat Ranita dengan sekilas di UKS.
Nando curiga, apakah Ranita selama ini jadi korban perundungan? Pasalnya, selama ini ia mengira jika teman sebangkunya itu tak memiliki teman karena ia terlalu pendiam. Namun, setelah melihat reaksi beberapa temannya yang selalu melengos dan memberikan tatapan tak suka pada Ranita, pandangan Fernando langsung berubah.
Ya, selama ini pemuda itu memperhatikan bagaimana reaksi temannya dengan Ranita.
Fernando menggelengkan kepala dengan perasaan heran. Di SMA-nya dulu, ia harus berhadapan dengan seseorang yang menjadi dalang dari berbagai perundungan, tetapi sekarang ... Nando tak tau siapa yang membuat Ranita di-bully. Ya, kalau memang benar teman sebangkunya itu dirundung.
Suasana lorong sekolah mulai tampak sepi, membuat si anak baru itu merasa heran. Ia merasa bahwa beberapa menit yang lalu lorong ini sangat ramai. Apakah kegiatan belajar mengajar sudah dimulai? Ketika tapak kakinya mulai menginjak kelas XI MIPA 4, perasaan heran itu semakin menjadi-jadi.
Kenapa kelasnya kosong?
Fernando spontan bengong melihat keadaan kelas tersebut. Lalu, tak lama kemudian ia teringat jika saat ini sebenarnya adalah mata pelajaran kimia. Bisa jadi, kan, kalau mereka ke laboratorium? Ah, Nando merutuki dirinya yang terlalu panik saat tau teman sebangkunya itu dirawat di UKS gara-gara berusaha bunuh diri. Sungguh tidak lucu, bukan, jika ia akan menjadi pusat perhatian di sana nanti karena terlambat datang?
Namun, ia melupakan satu fakta bahwa sebenarnya jam pelajaran kimia saat ini sedang kosong.
Baru saja Nando akan keluar kelas dengan beberapa buku kimia dan alat tulis, tiba-tiba ada seorang siswa yang berlari dengan membawa tandu terlipat di lengan, diikuti pula oleh beberapa siswa lain di belakangnya. Fernando menggaruk kepala yang tak gatal saat melihat hal tersebut. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Akhirnya, pemuda itu memutuskan untuk mengikuti arah lari beberapa siswa tersebut dan mengembalikan buku serta alat tulis yang sempat ia bawa tadi.
Semakin lama berlari, Fernando menyadari bahwa semakin banyak siswa yang juga berlari ke arah yang sama. Hingga langkahnya pun langsung terhenti saat melihat sebuah kerumunan, lebih tepatnya di depan gudang peralatan olahraga.
Fernando mulai merasa tak enak. Ia seolah deja vu dengan kejadian di sekolahnya dulu, yaitu ditemukan sebuah mayat di dalam gudang. Karena penasaran, ia berusaha mendesak beberapa siswa agar bisa di posisi terdepan, tetapi gagal.
"Hei, apaan, sih? Ndusel ndusel ae." Mendengar teguran tersebut, Fernando pun memilih untuk diam saja daripada memicu keributan. Namun, ia merasa tak asing dengan suara tersebut. Saat si penegur tadi menoleh, dugaan Fernando tak salah.
"Nando?"
"Hendra?"
Akan tetapi, keterkejutan itu hanya sesaat sebab rasa penasaran Fernando telah mencapai ubun-ubun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir Fakta
Bí ẩn / Giật gânMystery at School Series #4 [Spin off from "Revenge After MOS"] 🎭🎭🎭 "Bagiku, hal yang paling menyulitkan bukan mencari pelaku kejahatan, tapi bagaimana mengungkapkan kejahatan si pelaku." ~~~ Serentetan kejadian aneh mulai menimpa Fernando ketika...
