Terkadang hal yang tak menyenangkan kerap kali terjadi tanpa diduga.
🎭🎭🎭
"Kamu, kan, temen sebangkunya, nih. Kalau kamu sampe bisa ngajak dia ngobrol luwes gitu, wah, hebat banget pasti." Fernando pun hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan teman barunya.
"Ada-ada aja, deh. Dia sendiri nggak punya niatan buat ngajak aku ngobrol. Kalau bukan karena aku yang ajak ngomong duluan tadi, pasti kita bakal diem-dieman terus kayak patung. Gimana mau ngobrol luwes kalau kayak gitu?" Sontak Hendra tertawa mendengar pernyataan Fernando yang menurutnya sangat lucu. Bahkan Tony yang sejak tadi diam juga ikut terkekeh. Padahal tidak ada hal yang sangat menggelitik perut dari pernyataan Nando tadi. Sepertinya humor mereka cukup receh.
"Kalian ngapain, sih? Aku salah ngomong, ya, tadi? Kok malah ketawa?" tanya Nando dengan dahi berkerut, ia merasa sangat heran.
Tony yang sudah dapat mengendalikan diri pun membalas, "Nggak apa, sih. Lucu aja." Selepas itu, Tony melanjutkan kekehannya yang membuat Nando semakin heran. Sepertinya Tony merasa lumayan cocok dengan Fernando sehingga ia turut bergabung dalam obrolan mereka.
Masih hari pertama di sekolah baru, malah ketemu dua makhluk aneh. Receh pula. Apaan, sih, yang lucu? batin Fernando dengan perasaan dongkol.
"Eh, tapi kamu—ehm, kamu dipanggil Nando, kan?" tanya Hendra yang dibalas anggukan oleh Fernando. "Tapi kamu tau nggak, Ndo? Waktu kamu mau perkenalan di depan kelas tadi terus terpaksa kepotong gara-gara Ranita telat, cewek itu sempet bengong lihatin kamu, loh."
"Bengong?" tanya Nando heran, lelaki itu pun semakin mengerutkan kening.
"Iya, bengong. Bengong terpesona mungkin?" Selepas itu, Hendra tertawa lagi, sedangkan Tony hanya terkekeh pelan seperti sebelumnya. Tentu saja hal tersebut membuat Nando semakin merasa aneh di tengah dua makhluk receh ini.
"Maksudku gini, Ndo. Dia, kan, keliatannya suka sama kamu. Nah, palingan kalau sering kamu ajak ngobrol, pasti dia lama-lama mulai mencair dan terbuka. Cuma modal sabar aja kalau mau ngobrol sama dia. Trust me, Ndo," ujar Hendra yang mulai menyadari kebingungan Fernando sambil menepuk pelan pundak pemuda tersebut. Sedangkan Nando sendiri agak terkejut sekaligus heran dengan penuturan dari Hendra.
"Masa iya? Nggak mungkin, ah. Baru pertama kali ketemu juga. Masa bisa suka kayak gitu?" Apalagi dari tadi dia diem aja pas aku duduk di sebelahnya, nggak kayak cewek-cewek lain pada minta nomor WhatsApp, id Line, akun IG, dan segala macemlah. Suka dari mana coba? protes Nando yang ia lanjutkan dalam hati.
"Bisa aja, Ndo. Nggak pernah denger istilah 'cinta pandangan pertama', ya?" balas Tony setelah mendengar nada protes dari Fernando.
"Ngarang, deh, kalian," pungkas Nando semakin kesal. Namun, Hendra sepertinya masih tak menyadari jika Fernando benar-benar tak nyaman dengan pembahasan tersebut. Ia mengira bahwa pemuda bermata tajam tersebut hanya pura-pura marah saja. Sedangkan Tony mulai terdiam menyadari perubahan raut Fernando.
"Aduh, nggak usah malu-malu gitu, dong, Ndo. Emang, ya, kebanyakan cewek itu kalau lihat wajah cowok yang bening, pasti matanya langsung bersinar cerah. Aku sama Tony yang udah lama sekolah di sini malah nggak ada tuh cewek yang nyantol ke kita. Sedangkan kamu masih jadi anak baru dan belum sehari kamu sekolah di sini, banyak yang nge-fans sama kamu. Buktinya tadi waktu Pak Gunawan keluar kelas, banyak cewek yang ngerubutin kamu minta kontak medsos," ujar Hendra panjang lebar dengan nada menggoda. Tentu saja Fernando merasa kesal setelah mendengar ucapan pemuda yang ada di hadapannya ini.
Kenapa, sih, cewek kalau lihat wajah ganteng udah pasti langsung suka? Padahal, kan, wajah bagus bukan berarti sikapnya sudah pasti baik juga. Ya, tapi aku nggak bejat-bejat banget, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir Fakta
Mistério / SuspenseMystery at School Series #4 [Spin off from "Revenge After MOS"] 🎭🎭🎭 "Bagiku, hal yang paling menyulitkan bukan mencari pelaku kejahatan, tapi bagaimana mengungkapkan kejahatan si pelaku." ~~~ Serentetan kejadian aneh mulai menimpa Fernando ketika...
