PANCA DWIDASA - DUA PULUH LIMA
« Playing Victim Again »
~~~
Selamat Membaca!!!
🎭🎭🎭
"Bejat! Bisa-bisanya kamu ngelecehin dia! Kurang ajar, berengsek!"
Fernando yang benar-benar memanas pikirannya semakin kalap menghajar Reynard. Terlebih lagi sang sepupu sejak tadi hanya terdiam dan tak membalas sama sekali. Seolah tampak sengaja memberikan ruang bagi Fernando untuk meluapkan segala rasa marahnya.
Bahkan, pemuda itu sama sekali tak memedulikan Ranita yang baru saja berteriak dan mulai terduduk lemas.
Tanpa disadari, kelakuan pemuda berusia delapan belas tahun itu kini menjadi sorotan banyak siswa yang melewati lorong agak sepi tersebut. Beberapa dari mereka pun berlari meminta pertolongan, bahkan ada yang nekat langsung mendekati Fernando yang sangat dikuasai perasaan kesal hingga meluap ke ubun-ubun.
"Fernando. Stop! Kamu nggak lihat Reynard sampe babak belur gitu."
Namun, pemuda itu berusaha menulikan telinga dan terus menghajar kakak sepupunya. Ia merasa bahwa semua kekesalan yang dirinya pendam selama ini akibat dari Reynard, harus tuntas pada saat ini juga.
"Berengsek! Berhenti, Ndo. Kamu nggak liat kalau kelakuanmu buat Ranita syok sampai dia pingsan?" Mendengar nama teman sebangkunya disebut, tiba-tiba saja tangan kanan pemuda itu pun turun hingga membuat kepalannya kian terbuka. Fernando tertegun melihat Ranita yang terkulai lemas dengan posisi duduk tepat di samping kanannya. Kedua mata lentik itu tampak terpejam rapat yang membuat perasaan Fernando berdesir.
Alhasil, ia segera melepaskan cengkeraman pada kerah seragam Reynard dan langsung menghampiri Ranita yang dikerumuni oleh beberapa orang. Mendadak saja perasaan bersalah menghampiri pemuda itu ketika menatap raut pucat di hadapannya.
"Ran, Ranita. Bangun!" Fernando berusaha menepuk pipi gadis tersebut untuk mengembalikan kesadarannya. Baru saja ia akan mengangkat Ranita dan membawanya ke UKS, tiba-tiba saja tubuh pemuda itu jatuh ke belakang saat seseorang menarik bahunya.
"Nggak usah pegang-pegang! Keterlaluan!" Mendadak saja sekujur tubuh Fernando membeku melihat kilatan marah yang terpancar pada binar sang kakak sepupu di hadapannya ini. Alhasil, ia justru terdiam saat memandangi Reynard yang menggendong Ranita ala bridal style menuju UKS.
Setelah kepergian Reynard, semua siswa pun membubarkan diri. Bahkan, ada beberapa di antara mereka dengan tak berperasaan menendang punggung Fernando yang masih terduduk dengan perasaan kacau.
"Argh!!!"
🎭🎭🎭
"Bisa kamu jelaskan alasan kenapa kamu memukul kakak kelasmu ini?"
Untuk kedua kalinya, Fernando terpaksa mendatangi ruang yang menyeramkan ini gara-gara menjadi korban playing victim dari Reynard. Sejak tadi ia merutuki diri sendiri karena tak bisa menahan emosi. Seandainya saja tadi Fernando melerai Reynard dan Ranita secara baik-baik, mungkin image-nya tak akan seburuk ini baik di hadapan guru maupun warga sekolah yang lain.
"Maaf, Pak. Tapi, dia mau melakukan pelecehan ke teman sebangku saya. Saya tidak terima, Pak!" jawab Fernando dengan menggebu-gebu. Bahkan napasnya pun mulai tak teratur karena terlalu kesal memendam rasa marah.
"Benar itu, Rey?" Sedangkan di sisi lain, kakak sepupu Fernando itu justru memberikan senyuman kecut.
"Nggak benar itu, Pak. Fernando aja yang salah paham. Padahal saya mau jelasin, tapi dia sudah kalap duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir Fakta
Misterio / SuspensoMystery at School Series #4 [Spin off from "Revenge After MOS"] 🎭🎭🎭 "Bagiku, hal yang paling menyulitkan bukan mencari pelaku kejahatan, tapi bagaimana mengungkapkan kejahatan si pelaku." ~~~ Serentetan kejadian aneh mulai menimpa Fernando ketika...
