4☔

24.4K 2.1K 139
                                    

S
E

N
J
A
G
A

Dirga tak kunjung mengalihkan pandangannya dari gadis yang sedang memakan martabak yang dibawakan Dirga dengan lahap. Jika kalian menyangka Dirga yang membelikan martabak itu, kalian tentu saja benar. Cowok itu awalnya tidak sengaja melihat gerobak martabak yang sepi. Alhasil karena kasihan, Dirga mampir dahulu. Ingat! Bukan karena ingin mengambil perhatian Senja.

Senja yang lahap makan tak sengaja melirik Dirga yang terus memperhatikannya. Risih. Apa ada yang salah dengan wajahnya?

Senja berdecak. "Lo kenapa lihatin gue terus sih? Segitu cantiknya gue sampe lo gak ngedip?"

Dirga memutar matanya. Satu hal yang Dirga baru tahu, bahwa tingkat kepedean Senja sudah akut. Ia lalu duduk dibawah bersama Senja. Memakan martabak yang tinggal sedikit.

"Jangan pake baju pendek lagi. Apalagi celana pendek," ujar Dirga.

Kunyahannya terhenti. "Kan di rumah, jadi bebas gak ada yang liat," balas Senja melanjutkan kunyahannya.

Dirga menghela. Saat membukakan pintu, Senja berpakaian santai. Celana selutut dipadu baju putih kebesaran. Namanya juga orang mau tidur. Melihat itu, Dirga gerah sendiri. Padahal AC menyala dari berbagai sisi. Alhasil, cowok itu menyuruh Senja untuk ganti baju. Ingat, Dirga cowok normal.

"Kalo tiba-tiba ada tamu kayak gue gimana? Lo gak malu tubuh lo diliat orang lain?" tanya Dirga nada ketus.

"Udah biasa, santai aja," balas Senja, mengulum jarinya yang banyak coklat.

"Gue gak suka. Lo kelihatan kayak cewek murahan,"

"Mulutnya dijaga!" Senja melempar bantal sofa ke muka Dirga. Untung saja cowok itu sigap menangkap.

"Kalo gak mau dikatain murahan, jangan pake baju kurang bahan lagi,"

"Iya,"

"Walaupun didalam rumah," ujar Dirga.

"Iyaaa,"

"Aurat lo cuma buat suami lo. Kalo aurat lo udah dilihat cowok lain, dia bakal marah," ujar Dirga membuat Senja menatap Dirga heran.

"Lo kenapa, sih? Sensian amat,"

"Gue lagi marah,"

Senja termenung. Tunggu-tunggu, Senja berfikir sebelumnya, bukannya tadi Dirga bilang, calon suaminya akan marah jika auratnya dilihat cowok lain. Ja-jadi Dirga?

Senja menghalau pikiran itu. Lalu berdecak. "Ck, iya nggak lagi," ujar Senja.

"Nggak lagi apa?"

"Nggak lagi pake baju kurang bahan biar gak dikatain cewek murahan sama bapak Dirga, puas?" ujar Senja.

Dirga yang mendengar itu tersenyum puas. Senja lalu pergi ke dapur untuk mengambil air.

"Kalo beli makanan jangan lupa beli minumnya. Gue jadi tanggung bilang makasihnya," ujar Senja datang membawa air dingin dan minuman. Tak tau diri memang.

"Lupa,"

"Itu diplastik putih apa?" tanya Senja melirik plastik dibelakang Dirga.

"Bakso buat-"

"Buat gue?? Kenapa gak bilang dari tadi, sih! Udah tau gue masih lapar,"

"Buat mama," lanjut Dirga membuat senyum Senja luntur. Malu banget jangan ditanya!

"O-oh, kirain buat gue," Senja menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian meneguk air putih untuk meredam rasa malunya. Rasanya pengen ngilangin aja!

SENJAGA | PERJODOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang