23

22.2K 1.8K 207
                                    


"Kapan ya ada baby didalam sini?" Senja bermonolog sambil mengusap perutnya yang rata. Senja kecewa, sedih, karena baru saja ia selesai dapat. Yang artinya kecebong Dirga tidak hasil.

"Sabar. Mungkin belum waktunya Allah kasih titipan ke kita," ujar Dirga mengelus rambut Senja.

"Tapi kenapa?? Diluar sana banyak yang langsung jadi. Apa gue terlalu buruk buat ngejaga amanah dari Allah? Apa mungkin kita gak mampu buat ngurus baby?"

"Ssst, bukan gitu. Cuma belum waktunya aja," Dirga mengusap air mata Senja yang jatuh tak tertahan. "Kita harus sabar. Mungkin Allah pengen kita pacaran lebih lama lagi." lanjutnya.

"Jangan nangis lagi, ya?" ujar Dirga.

Senja mengangguk pelan. Air matanya terus mengalir walupun ia sudah berusaha untuk tidak menangis. Senja merasa dirinya buruk karena belum bisa memberi Dirga buah hati.

"Lo gak kecewa?" tanya Senja terisak.

"Enggak," jawab Dirga menggelengkan kepalanya.

"Lo gak bakal ninggalin gue 'kan?"

"Untuk alasan apa gue ninggalin Lo, hm?" tanya Dirga. "Ada elo di samping gue aja, gue udah merasa bahagia, Ja. Dunia dan kebahagiaan gue itu elo." lanjutnya.

"Tapi rasanya gak lengkap kalo belum ada malaikat kecil di rumah ini. Gue mau liat dia lari-larian, gue mau dipanggil Bunda, mandiin dia, ketawa bareng dia. Gue mau liat itu Dirga...," Senja merengek seperti anak kecil yang meminta mainan.

Dirga terkekeh seraya mencubit hidung Senja pelan. "Lucu banget, sih? Mau baby udah kayak mau beli es krim aja," ujar Dirga. "Nanti buat lagi." lanjutnya.

"Iiiih lepasss ... sakit tauk!" rengek Senja.

"Padahal pelan," Dirga seraya melepas cubitannya.

"Harus banget buat lagi?" Dirga mengangguk.

"Katanya mau baby?"

"Kalo gagal lagi gimana?"

"Buat lagi. Pantang mundur sebelum punya anak kembar," Dirga terkekeh, dan mencubit hidung Senja kembali dengan gemas.

Senja mencibir sebal. "Nyebelin! Tapi gue juga mau anak kembar," ujar Senja dengan polos membuat Dirga tertawa sepenuhnya.

"Iya nanti buat,"

"Ngomongnya prontal banget!" Senja memukul Dirga dengan bantal kecil.

"Gak masalah," ujar Dirga Sabil mengacak rambut Senja gemas. Senja mencibir sebal.

Baru saja ingin ke kamar, bel rumah berbunyi membuat Senja cepat-cepat lari ke kamar mengganti bajunya yang hanya menggunakan hot pant dan baju kebesaran.

Dirga terkekeh geli. Ia segara membuka pintu. Dan yang pertamakali Dirga dapatkan adalah Safira yang langsung memeluknya dengan derai air mata.

⚪⚪⚪

"Ra, Lo kenapa? Siapa yang buat Lo gini?" tanya Dirga panik, namun tak membalas pelukan Safira.

SENJAGA | PERJODOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang