38☔

14.3K 1.2K 56
                                    

S
E
N
J
A
G
A

"Dirgaaaa!!" pekik Senja menggelegar.

Dirga yang masih tertidur pulas sontak terbangun,  terkejut.

"Ada apa, Ja?" tanya Dirga dengan suara serak, mengucek mata, seraya memeluk guling kesayangannya.

"Tuh liat yang kamu kira mbak Kun,"

Dirga mengikuti telunjuk Senja yang mengarah pada televisi, disana ada gamis putih dan kerudung hitam yang digantung. Sontak Dirga membuka mata sepenuhnya.

"Jadi semalam .. bukan mbak Kun?" gumam Dirga masih tak percaya.

Jelas-jelas semalam yang Dirga lihat itu mbak Kun. Atau karena lampu ruangan mati, baju gamis jadi terlihat seperti hantu? Oalah cuk, tertipu oleh kenyataan.

Senja mengangguk. "Iya,"

"Pantesan semalem diem aja. Ternyata cuma baju," Dirga merasa bodoh. "Ck, lain kali gantung baju dikamar, jangan diruang tengah. Apalagi baju putih. Kan jadi ambigu." katanya.

"Iya, maaf. Kemarin lupa dibawa ke kamar. Udahlah gak usah dibahas. Kamu bangunin Bintang gih. Sekalian ajak dia mandi," ujar Senja, Dirga memanyunkan bibirnya.

"Ajak kamu aja gimana?"

Senja menatap Dirga malas, cowok itu senyum-senyum tak jelas. Lalu mencubit perut Dirga cukup keras, membuat sang empu meringis.

"Sakit, Yang," Dirga mengusap-usap perutnya. "Roti sobek aku masa dicubit-cubit? Nanti sobek beneran gimana?"

"Biarin! Lagian masih pagi otaknya udah kotor aja. Mending bersihin sana!" usir Senja mendorong Dirga ke pintu kamar Bintang.

Dirga berdecak sebal. Lalu membangunkan Bintang dengan penuh kesabaran. Setelah bangun, Bintang meminta mandi di kolam renang. Mau tak mau Dirga mengangguk.

Sementara disisi lain, Senja menyajikan makanan dimeja makan. Tak lupa membuatkan teh untuk Dirga, susu untuknya dan untuk bintang. Setelah selesai urusan dapur, Senja bersiap-siap ke sekolah.

"Kapan berhenti ngajar?" tanya Dirga, mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kalo umur kandungan aku 4 atau 5 bulan," jawab Senja, meminum susunya. "Kenapa nanya gitu? Kamu gak suka aku ngajar?"

Dirga menggeleng. "Bukan gak suka. Cuma aku takut kamu kecapean. Bahaya loh, Ja, sama kandungannya,"

"Aku bisa jaga dia baik-baik," ujar Senja, serta mengelus perutnya.

"Emang didalam perut Aunty ada apa?" tanya Bintang, membuat pasutri itu menatapnya.

"Ada Dede bayi," jawab Dirga.

"Kok bisa???" tanya Bintang takjub.

Sontak Senja salah tingkah. Pertanyaan Bintang membuatnya ambigu. Bagaimana menjelaskannya kalo pertanyaannya seperti itu?

Dirga menggaruk kepalanya. "Bisalah. Papiw kan yang bua—"

"Udah, udah! Sarapannya cepet dihabisin," potong Senja, memakan rotinya hingga habis, lalu beranjak dari kursi.

SENJAGA | PERJODOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang