59☔

14K 1.1K 163
                                    

S
E
N
J
A
G
A


Dirga bernafas lega setelah urusan dengan ayahnya beres. 40 hari ke depan ia bisa full time sepuasnya. Wajah cantik Senja langsung terbayang di benaknya. Cowok itu segera pamit. Ketika diambang pintu, Atlan memanggilnya seraya berlari kecil.

"Bang, jaket lo basah. Mending pake punya gue aja. Diluar hujan, dingin. Takut nanti lo malah masuk angin. Tenang aja, ini udah dicuci kok," Atlan menyerahkan jaket berlambang singa itu.

"Thanks ya. Gue pinjem dulu. Nanti gue kembaliin secepatnya," Dirga memakai jaket itu yang terlihat pas.

"Santuy ae, Bang. Hati-hati jangan ngebut. Jalannya lagi licin," ujar Atlan diacungi jempol oleh Dirga.

Dirga memakai helm dan menjalankan motornya. Senyumnya mengembang. Ia tak sabar ingin memeluk dan mencium Senja sepuasnya.

Sebelum sampai di rumah, Dirga mampir dulu ke toko bunga yang ada dipinggir jalan. Ia masuk dan lonceng pintu berbunyi.

"Malam, kak. Ada yang perlu saya bantu atau Carikan?" tanya gadis cantik.

Dirga mengangguk. "Iya. Saya mau beli bunga untuk istri saya,"

"Waaah, kebetulan sekali, kak. Toko kami baru kedatangan mawar merah yang masih segar. Apa kakak suka ini?" penjaga toko itu memberikan Dirga sebuket mawar merah.

Dirga tersenyum dan mengangguk. "Ya. Bunganya cantik seperti istri saya. Saya ambil yang ini,"

Gadis itu segera mengemasnya. "Beruntung sekali istri kakak punya suami perhatian. Pasti bunganya untuk hadiah ulang tahun atau anniversary ya?"

Dirga tersenyum kecil. "Bukan istri saya yang beruntung, tapi saya yang beruntung punya dia. Karena istri saya selalu sabar, kuat, dan selalu buat saya bahagia, makanya saya belikan hadiah bunga ini untuk dia. Memang bukan seberapa, tapi saya tulus memberinya." kata Dirga.

Gadis itu tersenyum.

"Cepat bungkus ya. Saya sudah tidak sabar ingin memberikan ini pada istri tercinta," kekeh Dirga.

Gadis itu mengangguk. "Baik. Sekalian mau tulis surat untuk istrinya, kak? Saya akan buatkan,"

"Boleh,"

Penjaga toko itu mengambil secarik kertas dan menulis kata-kata yang diucapkan oleh Dirga. Setelah selesai, Dirga menjalankan kembali motornya.

Hati Dirga berbunga-bunga. Ia tak sabar melihat raut bahagia yang terpancar dari wajah cantik Senja saat ia memberikan bunga ini.

⚪⚪⚪

Senja baru saja selesai sholat Isya, tadarus Al-Qur'an surah Yusuf dan tak lupa ia juga sudah meminum susu. Sesuai yang Dirga perintahkan untuknya.

Ia menutup mulutnya ketika hawa ngantuk menyerang. Senja kekeuh tak mau tidur sebelum Dirga pulang.

Saat melihat jam ditangannya, jarum jam itu tak bergerak. Spontan ia memukul-mukul jam itu. Namun, jam-nya tidak kunjung bergerak.

SENJAGA | PERJODOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang