25☔

21.2K 1.7K 42
                                    

S
E
N
J
A
G
A

Senja turun kebawah untuk memasak dengan memakai daster hitam bercorak batik. Senyumannya tak kunjung luntur gara-gara ulah Dirga tadi-Memperhatikan Senja saat masih terlelap dan mencium kening saat mata Senja terbuka adalah rutinitas Dirga setiap pagi.

Tak lupa mencempol rambutnya agar tidak terkena bumbu masakan. Sedangkan Dirga, cowok itu malah tidur kembali setelah selesai melantunkan ayat suci Al-Quran. Sesuai permintaan Senja waktu malam.

Senja membuka kulkas. Ternyata bahan masakan sudah habis. Tinggal telur dan sawi saja. Bagaimana Senja bisa lupa seperti ini? Padahal setiap hari suka masak. Maklum lah namanya juga manusia, tempatnya lupa.

"Haduuh gue kok bisa lupa bahan masakan udah abis?" ujar Senja. Ia kembali ke kamar untuk mengganti baju. Rencananya mau belanja bulanan.

Dirga melihat Senja yang baru saja keluar kamar mandi dengan baju gamisnya. Matanya takjub pada penampilan Senja. Selalu rapih, cantik dan selalu membuat jantung Dirga berdetak gila.

"Mau kemana?" tanya Dirga duduk dipinggir kasur.

Senja mendongak. "Mau belanja. Bahan makanan udah abis. Gue lupa kemarin mau belanja," Dirga mengangguk dan langsung mengambil kunci motor.

"Gue antar,"

Senja menatap Dirga, memperhatikan penampilan cowok berhidung mancung itu dari atas hingga bawah. Masih menggunakan Koko gamis berwarna putih.

"Pake baju ini?" tanya Senja ragu.

Dirga mengangguk. "Iya. Gue udah biasa pake baju ginian keluar rumah. Ayo," Dirga menarik Senja keluar.

"Tapi gak boleh," ujar Senja membuat Dirga berbalik dan menatapnya dengan heran.

"Kenapa? Jelek ya?" Senja menggelengkan kepalanya cepat.

"Bukan. Lo terlalu sempurna. Nanti gimana kalo orang-orang liatin Lo terus? Bisa gila mereka," cibir Senja memajukan bibirnya.

Dirga sontak terkekeh seraya merangkul pundak Senja. Ini pasti Senja cemburu. "Gak usah cemburu gitu. Gue pake masker, jadi gak bakal keliatan mukanya,"

"Siapa yang cemburu?" ketus Senja, walaupun berkata seperti itu, dalam hatinya ia tak bisa bohong.

"Gak usah bohong. Aku tau cemburunya wanita itu kayak gimana,"

Senja menahan kedutan di bibirnya. Dirga mengubah kosa katanya membuat hati Senja seperti meletup-letup.

"Fixs Aku-kamu nih?" ujar Senja.

"Emang maunya apa? Sayang?"

Senja menggelengkan kepalanya cepat. Itu terlalu menggelikan untuk dirinya. Walaupun sudah jadi pasutri, tapi tetap aja terasa canggung.

"Aku-kamu aja! Udah ayo berangkat, keburu siang," Dirga mengangguk dan memanaskan mesin motornya terlebih dahulu.

Senja duduk cewek. Ia awalnya ragu untuk memeluk pinggang Dirga. Tapi, Dirga terlebih dahulu melingkarkan kedua tangan Senja ke pinggangnya. Unch suami idaman gak sih?

"Jantung please, gak udah degdegan kayak gini," batin Senja. Memegang dadanya yang berdetak tak normal.

Tanpa Senja tau, jantung Dirga pun sama halnya dengan dirinya.

⚪⚪⚪

Senja dan Dirga berpencar di supermarket. Untuk menghemat waktu, Senja berada di bagian pokok bahan masakan seperti daging, sayur dan buah-buahan. Sedangkan Dirga di bagian makanan ringan, minuman dan sedikit membeli obat-obatan.

SENJAGA | PERJODOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang