Part 23

5.4K 429 105
                                    


Kek nya pada takut bet aku gak update, wkwkw tenang aku sebenernya gak marah cuman kesel dikitttttt aja, jadi maafin ya.

Eittsz!! No! Aku bakal nargetin vote dan komen! Vote harus 50! Komen harus 100 kalo bisa lebih! Bye.

Penulis juga butuh mikir bukan cuman nulis plek aja!

So? Siap baca part ini?!

_________

"Jika sudah kalah katakan saja Tiger untuk apa kau membuat jiwa membunuhku bangkit lagi."

__________

Cassey membeku saat melihat berita ditelevisi matanya terus membulat serta tangannya yang memegang remot tv dengan sangat erat. Ini tidak mungkin kan?! Bulir-bulir airmata turun melewati pipinya, Cassey memegagi dadanya yang sesak. Kabar pesawat yang akan pergi kesingapura kini hilang kontak dan dikabarkan meledak diatas permukaan, Cassey menangis dilalam sama terdapat Grace sahabatnya.

"Hiks, itu tidak mungkin kan?! Itu tidak mungkin! Grace ku tidak mungkin meninggalkanku!" Isak Cassey sambil menggelengkan kepalanya.

"Grace! Ya aku harus menelfonnya mungkin saja ia sudah sampai disingapura." Cassey berlari menuju nakas didekat tv, lalu dengan cepat mencari nomer Grace. Cassey menangis histeris saat nomer yang ia tuju tidak dalam jangkaun.

"Cassey," seketika Cassey menoleh. Ia mendapati Viona dengan mata sembab berdiri diambang pintu, segera Cassey berlari menghampiri sahabatnya itu. Tangis mereka tumpah disela-sela pelukannya. Viona melepaskan pelukannya ia menatap iba pada Cassey, sama bagaimana bisa tidak panik dan kaget? Sahabat mereka berada didalam pesawat yang meledak itu.

"Hiks! Vio! Katakan padaku jika Grace masih hidup! A-aku tidak mau kehilangan Grace!" Isak Cassey sambil menatap mata Viona yang sama sepertinya. Terluka.

Mereka kembali berpelukan dengan tangisan yang luar biasa parau, Cassey berharap tuhan tidak sekejam itu pada sahabatnya. Grace adalah bagian dari mereka, Grace dan Viona itu segalanya bagi Cassey.

________

"Eughhhh..." Lenguh seorang gadis ditengah pingsanya, menggerang kecil ketika merasakan hisapaan kuat dilehernya.

Perlahan-lahan Grace membuka matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah kegelapan, tapi? Tubuhnya sedang ditindihin oleh seseorang. Grace segera mendorong tubuh itu.

"Pergi! Siapa kau?!" Bentak Grace memundurkan langkahnya.

"Hello my crush!" Grace membolakan matanya, ia sangat tau siapa pria gila ini. Niatnya mau menjauhinya malah bernasib naas.

"Kau?! Kau menculikku?! Akhh!!" Tubuh Grace dibawa paksa keatas pangkuan pria itu.

"Shaga, Shaga namaku baby." Bisiknya sensual didepan bibir Grace.

"Lepaskan aku! Jangan kau sentuh aku dengan tangan kotormu itu!"

"Tangan kotor? Kotor karena mu, aku melakukannya karena merasa benar." Grace melihat senyum miring dari Shaga selama ini Grace hanya melihat senyuman tulus dan jahilnya saja tapi ini senyuman ini membuat bulu kuduk Grace meremang.

"Merasa benar? Apa kau gil__ mmmphhhh!!!!" Grace terpejam saat bibirnya dibungkam oleh bibir tipis Shaga.

Shaga melumat bibir  berwarna peach itu dengan lembut, Grace hanya diam tak membalas tangannya mencengkram kuat kemeja putih Shaga hingga kusut.

Chup!

Lumatan itu diakhiri dengan kecupan mesra dari Shaga, Shaga tersenyum lembut membelai wajah penuh airmata gadisnya ia kemudian menciumi satu-satu mata Grace kemudian kening.

"Your'e mine." Bisiknya ditelinga Grace, membuag tubuh gadis itu seketika meremang.

____________

"Cassey! Dimana kau?!" Teriak Alden frustasi sambil menjambak rambutnya.

Cassey menghilang ia sudah mencari kesudut rumah namun naas wanita itu tidak ada, Alden juga sudah menghubungi kedua orang tuanya namun Cassey juga tidak ada disana Alden segera menyuruh semua bawahannya untuk mencari keberadaan istrinya.

"Cepat cari istriku! Jika kalian lalai maka kepala kalian yang akan kutebas!" Ucap Alden penuh penekanan, dengan rahang mengeras.

Segera semua yang ada disana menundukan kepalanya dan berjalan mundur, jika seperti ini siapa yang berani membantah? Tuan mudanya sekarang sedang murka.

Alden segera berlari menuju mobilnya, ia harus menghubungi Shaga untuk meminta bantuannya. Alden heran kemana Cassey sekarang?! Shit! Tidak taukah Cassey bahwa dirinya kini sedang khawatir?!

"Shaga dimana kau?!"

"Heh, ada apa denganmu dude? Setidaknya berilah sapaan untuk sahanatmu ini," kekeh Shaga.

"Aku tidak sedang bercanda berengsek!" Ucap Alden sambil mengumpati Shaga dalam hatinya.

"Santai, santai. Ada apa ini? Tidak seperti biasanya kau sepanik ini."

"Bantu aku mencari Cassey."

"Kemana dia?"

"Tidak tau! Dia pergi tiba-tiba saat aku keluar untuk membeli makanan entah ken___"

"Mungkin Cassey sudah melihat berita itu." Ujar Shaga dengan enteng dan Alden? Tentu mengerutkan keningnya.

"Berita?"

"Ya, tentang pesawat yang ditumpangi Grace meledak secara tiba-tiba."

"Apa?! Kenapa bisa?!" Tanya Alden sambil mebelabakan matanya.

"Karena gadisku ingin pergi dariku dan aku tidak bisa membiarkan itu." Kekeh Shaga disebrang sana tanpa rasa bersalah.

"Sialan! Jadi kau pelakunya?!"

"Yes, i'm." Ucap Shaga tanpa tau dosa.

"FUCK YOU JERK! KAU TAU APA YANG KAU PERBUAT?! CASSEY PERGI ENTAH KEMANA KARENA MU! KAU PIKIR ITU LUCU DENGAN MEMBUAT BERITA PALSU??! Damn! why do i have a stupid friend like you!" Amarah Alden kini memuncak hingga wajahnya memerah.


"Why? Why? Kenapa kau mengumpatiku seperti it__"

"Apa kau tidak tau jika kelemahan ku adalah Cassey?! Kau pasti tau bodoh! Dan kau membuat diriku dan dirimu terjebak disitusi yang rumit!"

"Apa maksudmu jerk! Jelaskan yang benar aku tidak mengert__"

"Tiger Rexore telah kembali." Titah Alden dengan wajah datarnya.

"What?! Are you kidding me?!"

"Sudah puas membuatku susah Shaga?! Apa kau tau kenapa Grace bisa tau kau adalah seorang Psychopat? Karena ulah Tiger! Apa kau mengerti apa yang kutakutkan sekarang?! Sialan kau membuat rencana bodoh tanpa memberi tau ku!!!"

"Aku tidak tau maafkan aku, segera aku akan menyuruh mereka untuk mencari Cassey."

Tut.

"ARGHHHH!!!" Alden melempar ponselnya kesembarang arah nafasnya memburu tak tertahankan.

"Sialan kau Tiger, ingin mencoba mengusik wanitaku he?" Seringai Alden perlahan timbul, ia kembali mengambil ponselnya yang berdering.

"Bos kami sudah melacak nona muda, nona sedang disekap oleh Tiger dan temannya yang bernama Viona itu juga disana." Ucap Jordan yang membuat Alden kembali mencengkram stir kemudi dengan sangat erat.

"Jika sudah kalah katakan saja Tiger untuk apa kau membuat jiwa membunuhku bangkit lagi." Desis Alden dengan mata menggelap.

"The play game he?"  Kekeh Alden diselingi seringai mengerikan.

Tbc.

Lanjut?



Be Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang